Chapter 16 | Aksi Gila

267 22 2
                                    

Chapter 16 | Aksi Gila

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 16 | Aksi Gila

🎸🎸🎸

----------

Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Pilih menerimamu atau tetap bertahan dengan ambisiku.

----------

Sudah dua minggu berlalu sejak insiden perpustakaan terjadi. Kayla kembali masuk sekolah seperti biasa. Ia kini berada di tengah lapangan bersama para siswi lain, menunggu giliran untuk bermain basket karena saat ini giliran para siswa.

Kayla memang menyukai kegiatan fisik, itu juga yang membuat tubuhnya lebih tinggi dari cewek lain seusianya.

Saat giliran timnya tiba, mereka bermain cukup baik. Kayla berhasil melempar bola masuk ke ring, dan permainan pun berakhir.

Semua murid langsung berhambur meninggalkan lapangan basket, ada yang ke kamar mandi dan ada yang ke kantin. Sementara Kayla masih asyik dengan bola basket. Cewek itu memainkannya seorang diri dengan ahli karena beberapa kali ia berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan mudah.

Galaksi terdiam di pinggir lapangan, memperhatikan Kayla sedari tadi. Ia terpana oleh keahlian cewek itu dalam olahraga basket. Bagaimanapun, Kayla seorang cewek dan kebanyakan cewek tidak suka pelajaran olahraga.

Perhatian Galaksi teralihkan melihat seragam olahraga Kayla yang pendek terangkat dan memperlihatkan kulitnya, saat cewek itu melempar bola.

Sedetik kemudian, Galaksi mendengar cekikikan tak jauh dari tempatnya duduk. Membuat ia menoleh ke asal suara dengan kening berkerut. Tak jauh darinya, sekumpulan cowok-entah kelas berapa-sedang menonton pemandangan yang sama.

Tiba-tiba, sosok seorang cewek yang dikenal baik oleh Galaksi keluar dari ruang guru, membuat Galaksi segera bangkit dan mendekati cewek itu.

"Na," ucap Galaksi, sembari menghadang jalan Laluna. "Ikut gue!"

Belum sempat menolak, Galaksi sudah lebih dulu menarik tangannya ke tengah lapangan.

Galaksi menatap lurus ke arah Kayla. "Siniin bolanya!" perintah Galaksi cepat.

Kayla menautkan alisnya bingung. Ia tidak memberikan reaksi.

Galaksi menghela napas dengan kasar, dan dengan cepat mengambil bola basket dari tangan Kayla. Ia memutar badan dan menatap Laluna dengan tajam. Galaksi mulai memantulkan bolanya tiga kali dan mengumpankannya pada Laluna.

"Main!"

Laluna sadar sekarang. Galaksi sedang mempermainkan emosinya. Cowok itu berusaha mengungkit kembali masa lalunya dengan Antariksa. Emosi Laluna seketika memuncak. Cewek itu membanting bola basket itu ke sembarang arah. "Gue gak mau!" tolaknya.

"AMBIL BOLANYA, KAYLA!"

"Jangan mau!" Laluna menyergah. Galaksi benar-benar sudah gila. Ia sampai menyeret orang lain ke dalam permasalahan mereka.

"Kenapa?" tanya Galaksi, tersenyum miring mendengar reaksi Laluna. "Lo gak sadar? Dulu gue juga kayak dia," ucapnya, menunjuk Kayla. "Yang cuma ngambil bola di saat lo asik main berdua sama Antariksa."

"Lo apa-apaan sih, Gal?!" Laluna berteriak kesal, mencoba menghentikan aksi gila sahabatnya itu.

Lucunya, Galaksi tidak menanggapi sama sekali ucapan Laluna. Ia malah melanjutkan, "Tapi lo nggak ngelarang gue kayak lo ngelarang dia tadi. Maksudnya apa? Gue juga sahabat lo, Na. Gue sama butuhnya kayak Anta butuh lo."

"Gue gak peduli sama lo," desis Laluna, kemudian bergegas pergi.

Galaksi seharusnya tahu. Siklus ini akan terus terulang sama. Laluna akan tetap pergi meninggalkannya, sekeras apa pun ia mencoba. Namun, Galaksi terlalu keras kepala. Semua itu tidak akan menghentikan usahanya untuk membuktikan kepada Laluna bahwa dirinya bisa menggantikan Antariksa di hati cewek itu.

Kayla masih berdiri di sana, memperhatikan sedari tadi. Padahal, ia tidak tahu-menahu tentang masalah mereka berdua, tapi Galaksi dengan seenaknya melibatkan dirinya ke dalam masalah itu. Cowok itu benar-benar tidak punya hati, dan sukses membuat Kayla menahan tangis.

Kayla berjalan cepat menghampiri Galaksi, lalu mendorong punggung cowok itu dengan keras hingga hampir terjungkal.

"Gue gak ngerti sama jalan pikiran lo," ucap Kayla dengan suara gemetar. "Lo udah ngerendahin gue. Lo jahat, Gal!"

Alih-alih meminta maaf, Galaksi justru meninggalkan Kayla sendirian, dan ditonton oleh murid-murid lain yang sedari tadi berada di sekitar lapangan.

Sebenarnya, Galaksi sadar bahwa dirinya salah. Bahwa dirinya telah melukai Kayla.

Namun, Itulah Galaksi.

Ia selalu mementingkan perasaannya sendiri.

Di sisi lain, Kayla merasa dirinya orang paling bodoh di dunia karena membiarkan Galaksi pergi begitu saja. Namun, entah kenapa hatinya justru mengatakan bahwa ia tidak boleh membenci cowok itu.

🎸🎸🎸

Gimana chapter ini menurut kamu?

SEMOGA KAMU SUKA

DUKUNGAN VOTE DAN KOMENTAR KAMU SANGAT BERARTI UNTUKKU DAN UNTUK CERITA INI💝💝

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OUTWITWhere stories live. Discover now