03. KEINGINAN HATI

261 27 4
                                    

Gerald yang baru saja selesai berganti seragam putih abu-abu itu membuka pintu kamar mandi seraya mengelap keringatnya menggunakan sapu tangannya, ia bersama teman-temannya langsung pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian setelah dari lapangan basket tadi.

Cowok itu menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata masih sepi tanda teman-temannya masih berada di dalam kamar mandi.

Gerald berjalan keluar dari kamar mandi itu menuju kantin yang berada tepat di samping kamar mandi tersebut. Ia duduk di salah satu kursi kantin paling pojok dengan punggung yang menyender pada dinding di belakangnya, menunggu teman-temannya.

Keadaan kantin saat ini sudah mulai sepi, hanya ada beberapa orang saja.

Kejadian beberapa jam yang lalu di lapangan basket kembali memenuhi otaknya, alias pertemuannya kembali dengan Milea saat remaja.

Sungguh, ia tidak menduga akan kembali bertemu dengan gadis itu setelah sekian lamanya, ada perasaan rindu yang kembali menganggu begitu melihat wajah cantik itu.

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundaknya, Gerald membalikkan badannya dan melihat Galen yang ternyata sudah berada di belakangnya. Galen ikut duduk di sampingnya, menatapnya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Gak."

Galen tersenyum kecil, ia jelas tidak bisa di bohongi. "Milea?"

Gerald hanya diam, matanya menatap lurus ke depan. Galen tau betul apa yang ada di pikirannya, ia tidak bisa membohonginya. Melihat Gerald yang hanya diam saja, Galen menghembuskan nafasnya dan kembali berbicara.

"Gue tau lo kangen dia, Ger, keliatan dari mata lo itu gak bisa di bohongi. Sekarang lo mau gimana?"

Gerald menggeleng, "Gak tau gue."

"Gue bener-bener kangen sama dia, Gal, gue gak pernah ngeduga bakal ketemu sama dia lagi di SMA, gue bener-bener kaget banget ternyata murid baru tadi pagi itu dia."

"Matanya masih sama kayak dulu, indah." Lanjutnya, tersenyum tipis.

"Lo masih suka sama dia, Ger." Ucap Galen membuat senyum Gerald perlahan menghilang, cowok itu menatapnya.

Gerald terdiam sejenak, lalu berucap, "Lo bener, Gal, gue dulu emang sempet ngelupain dia, tapi hari ini kita berdua ketemu lagi dan perasaan itu muncul lagi."

"Milea cinta pertama gue, kehidupan gue di SD dulu bener-bener berarti banget karna ada dia. Dari kelas 4 SD gue dulu suka sama dia, sampe kelas 6, dan akhirnya kita lulus."

"Semenjak hari kelulusan itu rencananya gue bakal maksa ortu gue buat sekolah di SMP yang sama kayak dia nanti, tapi ternyata dia pindah ke Bandung setelah lulus."

"Semenjak hari itu gue rasanya bener-bener hancur, gue gak bisa ketemu dia lagi, gue gak bisa liat dia lagi, gue gak bisa gangguin dia lagi kayak biasanya, bahkan gue belum sempet bilang soal perasaan gue ke dia. Gue sebenernya gak masalah sekalipun gue di tolak, cuma gue takut dia bakal gak nyaman dan ngejauhin gue kalau dia tau perasaan gue." Lanjutnya.

Galen sedari tadi hanya diam dan dengan serius mendengarkan Sahabatnya itu bercerita, entah sudah keberapa kali Gerald bercerita tentang Milea kepadanya. Setiap Gerald merindukan Milea ataupun secara tiba-tiba teringat dengan gadis itu, ia pasti akan bercerita kepada Galen.

Maka dari situlah, Galen mengenal siapa itu Milea.

Inti Andonios yang paling dekat dengan Gerald itu memang Galen, mereka berdua sudah seperti saudara kandung bagi satu sama lain. Yang mengenal Milea pun hanyalah Galen, sementara yang lain tidak mengenalnya, mereka baru mengenal Milea tadi di lapangan basket.

LACONIC Where stories live. Discover now