04. PULANG BARENG

226 30 6
                                    

Milea mengayun-ayunkan kakinya dengan kepala yang menunduk ke bawah, merasa sangat bosan. Entah ke mana Taksi Online yang dia pesan, dia sudah menunggu lama tapi Taksi itu belum juga datang.

"Lama banget!" Kesalnya, "Kalau telat pulang nanti di marahin lagi..."

Milea berdiri dari duduknya lalu melihat handphone yang berada di genggamannya, membuka aplikasi WhatsApp dan melihat beberapa pesan yang ia kirim di nomor Bagas dan Nadia, tapi pesan itu sedari tadi masih saja menunjukkan centang 2 abu-abu yang artinya kedua Orangtuanya itu belum juga membalas pesannya.

Bahkan Milea sudah menelfon mereka berkali-kali tapi tidak ada respon sama sekali.

Milea meremas kuat handphone yang berada di genggamannya itu dengan emosi yang menggebu-gebu, tidak bisakah sekali saja mereka melakukan sesuatu untuknya seperti  mengantarnya dan menjemputnya ketika Sekolah?

Walau Milea tau kedua Orangtuanya itu tidak pernah memprioritaskannya seperti mereka memprioritaskan Mela.

Gadis itu mengangkat kepalanya kala sebuah motor Ninja tiba-tiba berhenti tepat di depannya, ia mengernyitkan keningnya dan tetap diam menunggu si pemilik motor melepas helm-nya.

Gerald? Batin Milea saat helm full face terlepas dari kepala cowok itu.

"Nungguin siapa lo?"

"Hah? Oh, lagi nunggu Taksi yang gue pesen dateng ke sini." Jawab gadis itu.

"Bisa ampe sejam lo nungguin itu Taksi, gue anter sini."

Milea menggelengkan kepalanya, "Gak usah,"

Gerald berdecak lalu turun dari motornya, cowok dengan dua kancing seragam yang terbuka itu berjalan mendekatinya. Saat Gerald berjalan mendekatinya, wangi parfum cowok itu langsung masuk ke indra penciuman Milea.

Wangi yang sama seperti beberapa tahun yang lalu, wangi khas Gerald.

Gerald sedikit merendahkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya, hal itu sontak membuat gadis itu refleks menjauhkan wajahnya sendiri dengan tubuh yang terpaku di depan cowok itu. Gerald menatap manik mata Milea, membuat Milea juga menatap matanya.

"Gue gak suka di tolak, gue gak suka penolakan. Gue anterin ya?" Ucap cowok itu lagi dengan nada yang melembut tapi penuh penekanan, ia melembutkan nada bicaranya karena lawan bicaranya itu adalah Milea.

Milea menghembuskan nafasnya, "Oke." Ucapnya pada akhirnya.

Gerald tersenyum kecil, "Nanti tinggal bilang aja alamat rumah lo yang sekarang di mana." Lanjutnya lalu ia menjauhkan tubuhnya.

Milea memasukkan kembali handphone ke dalam tas tanpa melepaskan tas yang di gendongnya itu. Baru saja Milea selesai menutup resleting tasnya, gadis itu terdiam kala pergelangan tangannya tiba-tiba di genggam oleh Gerald.

Gerald mulai berjalan menuju motornya di ikuti Milea di sampingnya, saat mereka berdua berjalan bersama, cowok itu diam-diam melirik ke bawah dan melihat tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Milea, hal itu membuat dia diam-diam tersenyum ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gerald mulai berjalan menuju motornya di ikuti Milea di sampingnya, saat mereka berdua berjalan bersama, cowok itu diam-diam melirik ke bawah dan melihat tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Milea, hal itu membuat dia diam-diam tersenyum tipis.

LACONIC Where stories live. Discover now