27. I Love You & You Are Only Mine

205 16 6
                                    

•••

Langkah sepatu terdengar menyusuri rumah, dengan tas yang saling di gendong di bahu Gerald dan Milea berjalan menuju ruang tengah dan langsung disambut Arina yang sedang sibuk sendiri menaruh banyak buah, beberapa cemilan ringan, dan es jeruk di meja.

Melihat hal itu Gerald langsung mencomot 2 jeruk dan 4 anggur sekaligus membuat Arina mencubit pelan lengannya, "Jangan ambil banyak-banyak, Ger, itu buat tamu!"

"Siapa yang mau dateng, Nda?" Tanya Milea.

"Adeknya Bunda, kamu belum pernah ketemu dia kan? Namanya Tante Hanum, Suaminya asli orang Surabaya, jadi setelah nikah dia ikut tinggal di sana, sama Mertuanya juga. Waktu kamu sama Gerald nikah mereka gak bisa dateng karna kebetulan Keluarganya yang disana juga ada acara, yang bertepatan sama hari nikah kalian."

"Jadi mereka baru bisa dateng ke sini hari ini naik kereta api, mereka udah ada di taksi, lagi di perjalanan mau ke sini." Lanjutnya membuat Milea manggut-manggut.

Raut wajah Gerald berubah, dia memutar bola matanya malas dan jadi tidak nafsu memakan anggurnya. Mendengar namanya saja sudah membuatnya kesal, apalagi nanti saat sudah datang. "Aku males tiap ada Mertuanya Tante Hanum."

"Mau gimana lagi, mereka semua ikut pastinya Mertuanya juga ikut." Sahut Ibundanya menghembuskan nafas pasrah, jujur saja dia juga tidak suka dengan Mertua Adiknya sendiri sama seperti Putranya.

Tidak hanya Putranya, Suaminya pun juga sama.

Sementara Milea hanya diam tapi kerutan terlihat jelas di keningnya, ada apa sebenarnya?

•••

"Ger, kenapa lo sama Bunda keliatan gak suka sama Mertuanya Tante Hanum? Emang dia kenapa?"

Gerald yang sedang melepas seragam hingga menyisakan kaos hitam polos itu menoleh mendengar pertanyaannya, "Dia itu sukanya nyinyir, julid banget, sombong juga. Dari dulu gak suka gue sama dia."

"Gue sama Bunda tuh sering jadi korban julid dia, gimana gak kesel?!"

"Gue, Ayah, sama Bunda, gak suka sama dia. Tante Hanum itu orangnya baik banget, tapi gak tau kenapa malah dapet Mertua kayak gitu. Kalo Suaminya sih baik juga ya, tapi ada juga sifatnya yang bikin jengkel, kadang suka bela Ibunya padahal tau Ibunya salah." Sambungnya penuh kejujuran dan kekesalan di setiap kalimatnya.

Milea menggaruk tengkuknya, dia jadi bingung mau jawab gimana. "... Berarti—IHH, GERALD!" Pekiknya refleks menutup matanya dengan kedua telapak tangan saat Gerald tiba-tiba membuka baju membuat abs dan lengan gagahnya terpampang jelas di depan mata Milea.

"Kenapa sih?"

"Lo ngapain buka baju?!" Semprot gadis itu, matanya masih tertutup telapak tangan.

"Gerah, lo kan tau sendiri hari ini cuacanya panas banget." Jawab Gerald santai, melempar asal seragam dan kaos hitamnya di ranjang.

Sebelah tangan Milea mendorong-dorong punggung cowok itu agar keluar dari kamar, "Keluar sana lo!"

"Keluar, Ger, gue mau ganti baju!" Paksanya masih berusaha mendorongnya pergi walaupun Gerald tidak bergerak sama sekali, enggan keluar dari kamarnya sendiri.

"Gak mau!" Tolak Gerald lewat gelengan kepala.

Merasa kesal, Milea hendak mendorong punggung Gerald sekali lagi tapi sang empu lebih dulu mencekal pergelangan tangan kanannya yang terus menerus mendorong tubuh cowok itu dan juga meraih tangan kirinya yang masih digunakan untuk menutup mata.

Sialnya saat mata indah Milea terbuka, matanya otomatis menatap perut abs Gerald tanpa sengaja karena posisi kepalanya memang agak menunduk. Seketika pipinya memanas, dia memutuskan untuk menatap mata Gerald saja dan sebisa mungkin tidak salfok ke perut atau dada bidang Suaminya lagi.

LACONIC Where stories live. Discover now