3

13.4K 525 8
                                    

tiga : Where They From(WTF) - Missy Elliot ft Pharrell Williams.

#

Dilla mendecak sebal ketika jam di arlojinya sudah menunjukkan pukul empat sore. Sekolahnya sudah sepi sedari satu jam yang lalu. Yang tersisa hanyalah,dua orang anak laki-laki kelas sebelas yang tengah bermain basket.

"Sekarang,gue mau pulang sama siapa?"tanya Dilla pada dirinya sendiri.

Semua berawal karena orang rumah yang sangat sibuk. Tak bisa menyempatkan diri untuk menjemputnya.

Bunda : Dilla,maafin Bunda ya gak bisa jemput kamu hari ini. Kerjaan Bunda banyak banget. Kamu minta jemput sama Ayah aja ya?

Ayah: Dilla sayang,berhubung Ayah harus rapat,habis itu ketemu klien,jadi Ayah minta maaf gak bisa jemput kamu. Kamu minta jemput sama Kak Diaz aja ya?

Kak Diaz : my lil Dilla,sorry banget gue gak bisa jemput lo. Gue dikasi tugas sama dosen, segunung. Abis itu mau jenguk Mamanya Ricky di rumah sakit. Lo pulang sama Hannah aja ya? I'm sorry.

Itulah kilasan alasan dari keluarganya. Dilla hanya bisa mendengus kesal ketika membaca rentetan pesan yang datangnya bersamaan itu. Ia tak bisa menumpang sama Hannah,dikarenakan Hannah harus mengantar oma dan opanya ke bandara.

Dilla hanya bisa duduk di taman sambil membaca novelnya. Untunglah ia membawa novelnya hari ini. Karena jika ia tak membawanya,ia akan mati kebosanan di tempat itu karena handphonenya yang sudah mati karena habis baterai.

Dilla menutup novelnya,ia menghembuskan nafasnya pelan. Matanya beralih pada dua laki-laki yang tengah berlari sambil mendrible bola basket.

Kapan terkahir kali gue nyentuh bola basket?

Dilla tertawa kecut,sudah hampir tiga tahun semenjak ia tak lagi memainkan bola bergaris-garis itu,dikarenakan ia yang pernah tertinjak disaat lomba antar sekolah berlangsung. Semenjak itu,Ayah Dilla,Firman,menjaga Dilla dan menyuruh anak gadisnya itu untuk tak lagi bermain basket.

Akibat hal itu,ia sempat dirawat dirumah sakit selama dua minggu,karena mengalami retak pada tangan dan kakinya. Ia pun harus berhenti dari aktivitasnya,sekolah dan latihan basket.

Dan semenjak saat itu jugalah,Dilla tak lagi diizkan untuk bermain basket. Dengan alasan,Firman tak mau melihat anaknya kembali terbaring lemas di rumah sakit hanya karena benda mati yang tak berdosa. Jauh dari alasan itu,Dilla tau bahwa Ayahnya masih trauma.

Dilla tersenyum kecil,ia kembali membuka novelnya,dan hendak membacanya kembali.

"Hey! Dilla!"teriak seseorang memanggil namanya.

Dilla mengangkat kepalanya dan menatap lurus kedepan. Ia menaikkan alisnya sebelah,begitu melihat Rio tengah berjalan menghampirinya sambil memeluk bolas basket dengan lengan kirinya. Ada satu pertanyaan yang terselip di kepala Dilla,seputar datangnya Rio ke sekolah di sore ini,

"Lo? Ngapain kesini?"hingga pertanyaan itu disampaikan Dilla.

Rio duduk di samping Dilla,"belum dijemput?"tanya Rio.

"Jawab pertanyaan gue dulu Yo".

Rio tertawa kecil,ia mencubit pipi Dilla gemas,"kebiasaan tiap sore gue memang kesini. Main basket bareng,tuh-"Rio menunjuk dua orang yang tadi Dilla pandangi. Dua laki-laki yang ditunjuk tersebut melambaikan tangan mereka,sebelum akhirnya terduduk di halaman.

Dilla hanya mangut-mangut. Sebagai tanda bahwa ia mengerti.

"Lo? Belum dijemput?".

Dilla menggumam sambil melanjutkan novelnya,"pada sibuk semua".

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang