26

6.6K 321 3
                                    

duapuluh enam : All I Do - Yuna

#

"Sorry".

Rio dapat mendengar nada penyesalan dibalik ucapan itu. Ia tersenyum kecil lalu menghela nafasnya,"gak perlu minta maaf"ujarnya.

Sekarang ia tengah duduk dibalkon bersama kedua sahabatnya. Mereka melakukan midnight talk sedari dua jam lalu. Sebenarnya Rio hanya ingin bicara dua mata saja dengan Rama,ingin bertanya seputar hubungan sahabatnya itu dengan mantan pacarnya. Namun ia membatalkannya karena berpikir bahwa hal ini tak bisa ia dan Rama saja yang ketahui,mengingat Dony adalah sahabat karib mereka juga,Rio memutuskan untuk berbagi dengan Dony juga.

"Gak nyangka gue,lo berdua kenalan sama cewek yang cantiknya kebangetan,"Dony memukul kuat bahu Rama,membuat laki-laki itu menatapnya tajam. "Woi. Selo bang,"Dony terkekeh.

"Sorry gak pernah ngasi tau lo kalau gue sama Abby pernah sahabatan. Sorry juga gak kasi tau kalau gue udah tau Dilla bakalan diculik. Gue nyesel banget,sorry Yo"lirih Rama sambil menatap nyalang rumah tetangga Rio.

Laki-laki yang duduk ditengah Rama dan Dony tersebut merangkul pundak sahabatnya,"gak ada yang perlu disesalin. Percuma lo minta maaf,itu semua gak bakal bikin keadaan berubah,udahlah. Semua udah berlalu,sekarang mending perbaikin hubungan kita berdua sama Abby terus fokus nyari Dilla".

Rama memandang Rio. Rama tau,meski Rio terlihat tegar saat berkata menyemangatinya seperti tadi,namun sebenarnya Rio rapuh saat mengucapkan dua kata terakhirnya tadi. Ia tau Rio tak baik-baik saja,ia tau Rio masih tersakiti dengan keadaan sekarang. Namun Rama sungguh bangga dengan sahabatnya ini karena tak mau memperlihatkan kesedihannya yang teramat itu.

"Muka lo berdua bangsat banget,pingin nangis gue liatnya,"Dony melingkarkan tangannya untuk memeluk Rio dan Rama. "Yang sabar,Yo".

Rio terkekeh,ia ikut melingkarkan tangannya di pundak kedua laki-laki disampingnya. "Gue usahain. Alay kampret kita woi"ledeknya yang membuat Dony mendecak.

"Ngacauin suasana parah".

"Dia gak tau aja kita lagi nyemangatin dia kaya cewek-cewek gitu,kan Don?"

"Gak bisa diajak kerja sama".

"Gak asik".

"Terlalu jujur".

"Sok tegar".

"Pacaran gak bilang-bilang"sahut Rio akhirnya yang membuat ia dan Rama terbahak sementara Dony mendengus geli.

"Yailah".

"Cium-cium anak orang. Makan berdua. Balik sekolah berdua. Bagus ya"sindir Rio yang langsung membuat wajah Dony merah padam.

Dony menggeram,ia melempar bantal yang ada dikursi ke wajah Rio. "Nyindir orang,padahal sendirinya gitu".

"Anjir! Serang balik ini mah namanya!"Rama berseru girang.

Dony tak sanggup menahan tawanya,ia akhirnya terbahak disusul Rama. Membuat wajah Rio menjadi merah padam. Bagaimana bisa ia tak memikirkan itu? Oke,sebenarnyakan acara penembakan itu diluar rencana. Sebenarnya Rio memang akan minta maaf dengan Dilla,sesuai anjuran Rama saat Dilla marah padanya. Memang benar Rama menyuruhnya minta maaf dengan cara yang sedikit romantis,namun gagal karena Rio bingung harus romantis bagaimana. Dan saat pagi ia baru sampai disekolah,Bayu menghampirinya.

"Woi bang!"

"Eh? Apa kabar?"

"Baik aja".

"Oki apa kabar?"

"Sama. Kapan jadian sama Dilla?"

Tanpa keduanya ketahui,adik kelas yang pernah Dilla temui secara tak sengaja itu menanyakan hal yang sama pada keduanya. Setelah pertanyaan itu membuat Rio sedikit memikirkannya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang