21

6.8K 302 7
                                    

duapuluh satu : Love Is A Losing Game - Sam Smith

#

Kalender yang menggantung di dinding kamar bernuansa hijau mint milik gadis tersebut menunjukkan sebuah tanggal yang tercoret. Tanggal 25 yang jatuh pada hari kamis,atau hari ini.

Ia sedang asik melamun dibalkonnya tanpa perlu memikirkan masalah sekolahnya lagi.
Ini hari pertama setelah anak kelas dua belas selesai dengan musuh pribadi mereka. Dilla sudah bebas dari kata belajar untuk saat ini.

Selama tiga hari kemarin,tak ada yang spesial dan mengesankan bagi Dilla,selain ia harus putus hubungan dengan Rio. Ya,setelah Rio izin pamit,Dilla meminta untuk tak dihubungi dengan alasan ia ingin fokus pada ujiannya. Rio menghargainya.

Tapi,Dilla juga mempunyai alasan lainnya. Namun ia tak mengungkapkannya pada Rio. Ia hanya ingin alasan itu dirinya sendiri yang tau,karena Dilla tau,pasti Rio akan merasa terbebani sebab alasan rahasia itu.

Memikirkan hubungannya ke depan bersama sang kekasih.

Dan,hubungan Rio dan Abby yang menggantung.

Dilla duduk dengan kedua kaki bersila,tangannya memeluk sebuah boneka teddy bear pemberian Kezia. Tubuhnya utuh dibalkon,tapi pikirannya tak di balkon. Jauh melayang dan pergi entah kemana.

Dilla tak pernah menyangka bahwa Abby masih mempunyai hubungan dengan Rio,meski Rio sudah menganggap itu tak ada lagi. Perlahan-lahan air matanya turun mengingat saat Rio menceritakan tentangnya dan Abby.

Ia menekuk lututnya dan menangis sendiri dikegelapan. Membiarkan matahari pagi yang cerah ini menatapnya nanar. Dilla tak tau kenapa ia jadi seperti ini,ketika mengingatnya,ia merasakan sebuah kejanggalan dan juga merasakan hatinya sakit.

Dilla menghapus air matanya lalu tertawa kecut,"ngapain gue nangis?"pertanyaan yang terlontar untuk dirinya sendiri terdengar sangat konyol bagi Dilla.

Ia menghela nafas lalu beranjak dari kursi nyamannya,hendak mengecek handphone sebelum pergi kebawah untuk nyemil bersama keluarga kecilnya. Dilla meraih benda persegi panjang kesayangannya di atas nakas lalu menghidupkan benda tersebut. Matanya membulat begitu melihat pemberitahuan.

Ario B : pagi.

Ario B : hai aldi!

Ario B : aldi? aldilla?

Ario B : dill,ntar siang sibuk gak? kalau nggak,temenin aku jalan-jalan yuk!

Ario B : dill? Kamu marah ya sama aku?

Ario B : aldilla! balas please,i'm going insane if you not answer this

Ario B : goddamn! balas dong sayang.

Ario B : miss you so badly,really!

Sehabis membaca chat beruntun dari pacarnya,Dilla terkikik geli. Memang sih dari bangun tidur tadi ia belum ada mengecek handphonenya,dan baru menyentuh benda ini sekarang. Tapi bagaimana bisa Rio mengeriminya chat namun ia tak mendengar? Padahal ia tidak mensilent kan handphonenya itu. Atau,ia sudah tuli?

Tingg.

Abby : Aldilla.

#

Dilla sudah siap dengan tubuhnya ketika suara Fiona memanggil namanya,dan menyuruhnya untuk turun karena Abby datang untuk menjemputnya.

Ya,gadis yang memiliki paras yang sangat manis itu mengajaknya untuk ke cafe. Ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan,begitu katanya. Dilla mengiyakannya.

MineWhere stories live. Discover now