22

6.2K 307 0
                                    

duapuluh dua : iT's YoU - Zayn Malik

#

Ini sudah genap seminggu semenjak perdebatan kecil yang terjadi di meja cafe,Sabtu lalu. Dilla sudah merasa sedikit baikan,namun tiap kali pesan dari Abby datang untuknya,rasa gusar itu akan kembali menghantuinya. Semenjak saat itu,Rio menjalankan saran Dilla. Bicara berdua dengan Abby.

Semua berjalan lancar,namun tidak pada akhirnya,Abby berucap sesuatu yang berhasil membuat kepala Rio ingin pecah. Antara mengiyakan dan menolaknya.

Flashback.

"Cium aku,untuk terakhir kalinya. Atau Dilla,gak akan baik-baik aja".

"Lo gila?!"Rio menggebrak meja,membuat beberapa pasang mata memandanginya aneh. "You can't get it. Never can get it".

"Dilla butuh kamu".

Rio mengumpat,yang sukses membuat Abby menariknya keluar dari cafe. Ia yakin bahwa Rio tak akan menolaknya,ia tau bahwa Rio masih mencintainya. Belum melupakannya. Mengingat bahwa ia lah cinta pertama laki-laki itu.

"Gue bilang nggak,ya enggak! Lo punya telinga gak sih?"desis Rio tajam sambil menepis tangan Abby.

"Okay kalau gitu. Aku ingetin,suatu saat jangan nyesel kalau Dilla hilang begitu aja dari dunia ini. Jangan buat aku bikin nasib Dilla berujung pada-"ucapannya terpotong begitu Rio berteriak jengah.

"Just cheek,not more".

Flashback Off.

Malam itu,tak seorang pun tau bahwa Abby telah mencuri ciuman pertama Rio,termasuk Dilla. Gadisnya tak tau bahwa Abby telah berbuat diluar syarat Rio,yang sukses membuat laki-laki jauh sedikit berbeda dari biasanya.

Besok Dilla akan berkunjung ke apartemen mama Rio,Yura. Mereka akan pergi sekitara jam delapan pagi,karena Rio mengatakan bahwa siang hari mamanya tak bisa. Maka sehabis sarapan pagi,Rio sudah tiba dirumah gadis itu,untuk menjemputnya.

Dilla tak tau apa yang membuat mama Rio memanggilnya. Ingin menginterogasi,mungkin? Namun yang pasti,perasaannya sedikit tidak enak.

Udahlah,batinnya sambil menghela nafas.

#

"Dill,mama Rio meninggal".

Jantungnya terasa berhenti begitu suara Rama berkata seperti itu di dalam handphonenya. Apa ini firasat buruk itu? Tapi kenapa harus sekejam ini? Ia baru saja ingin berjumpa dengan wanita dengan wajah cantik itu. Air matanya sukses turun dari pelupuk mata,nama Rio langsung memenuhi kepalanya. Bagaimana keadaan laki-laki itu?

"Sekarang lagi dimana?"tanya Dilla dengan suara yang sedikit serak.

"Dua jam lagi dikuburin,lo langsung aja ke rumah papanya Rio,soalnya tante Yura disana".

Dilla melirik jam dinding kamarnya,jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit pagi. Yang menandakan bahwa ia masih punya waktu cukup banyak untuk bergegas menuju rumah Byan.

Setelah berucap terima kasih pada Rama,Dilla langsung berlari menuju lantai bawah untuk memberi tahukan hal ini pada keluarganya.

"Bun,Yah"panggil gadis yang mengenakan baju berwarna biru laut itu.

"Dilla? Kamu kenapa?"Fiona langsung berlari menghampiri anaknya yang terlihat sangat berantakan.

MineDove le storie prendono vita. Scoprilo ora