[1]

84.4K 3.4K 193
                                    

Abimanyu Pratama menggebrak meja makan dengan sangat keras. Wajahnya memerah menahan amarah. Laki-laki paruh baya itu menatap kedua pengawal putrinya murka.

"Bagaimana mungkin kalian bisa kehilangannya? Untuk apa aku menggaji kalian mahal-mahal jika menjaga gadis 19 tahun saja kalian tidak becus?" teriakan menggema di ruang makan tersebut.

Biasanya Fanny Baskhara akan mencoba menenangkan suaminya jika laki-laki itu marah, namun kini hanya bisa terisak saat mengetahui Si Bungsu, putri satu-satunya tidak ditemukan dimana-mana.

"Aku tidak mau tau! Kalian harus menemukan Agatha sekarang!" perintah Abimanyu tegas. Kedua laki-laki itu terbirit pergi dan menghubungi rekan mereka untuk membantu pencarian.

"Ayah, tenangkan dirimu! Aku akan menghubungi kakak agar dia cepat pulang," Abisena Pratama, putra kedua dari tiga bersaudara Pratama menyarankan ayahnya untuk menenangkan diri.

"Hubungi polisi dan juga detektif swasta. Agatha harus ditemukan sebelum fajar tiba," titahnya sekali lagi.

"Iya ayah," jawab Abisena singkat. Laki-laki itu segera menghubungi kakak tertuanya, meminta laki-laki itu untuk segera pulang. Tanpa banyak bertanya, putra sulung Pratama itu mengiyakan permintaan adiknya. Karena ia tau, adiknya hanya akan menghubunginya jika ada masalah yang menimpa keluarganya.

Kemudian Abisena, menghubungi kantor polisi. Meminta mereka untuk datang kerumahnya, juga menghubungi beberapa kenalannya yang merupakan detektif swasta terbaik se-Indonesia.

"Ta...tapi pak, menurut protokol keamanan kami, seseorang dinyatakan hilang jika tidak kembali kerumah dalam waktu 2 x 24 jam," kata salah seorang polisi yang datang kerumah mereka setelah 30 menit, takut-takut.

Abimanyu menarik kerah baju polisi itu, membuatnya terpaksa menjinjit jika tidak mau tercekik kerahnya sendiri.

"Aku tidak mau tahu! Jika putriku tidak ditemukan sebelum fajar tiba, aku tidak akan segan-segan menghancurkan karirmu, juga keluargamu!" desisnya membuat siapapun yang mendengar menjadi ketakutan. Walaupun sudah berusia lebih dari setengah abad, Abimanyu Pratama masih memiliki tubuh tegap, tinggi dan besar, menambah kharisma wajah tampannya yang penuh dengan rambut-rambut halus sepanjang tulang pipi dan dagunya.

"Ta..ta..tapi pak, banyak kasus yang seperti ini. Ternyata anaknya hanya menginap dirumah temannya," cicit polisi dengan name tag Saputra P.D. itu.

Gebrakan kasar membuat semua orang dalam ruangan mendecit kaget. Kali ini Abisenalah yang menggebrak meja diruang tamu. Membuat teh dalam gelas-gelas yang tak tersentuh itu melompat keluar.

"Adikku tidak meminta izin menginap! Ini sudah jam 9 malam, adikku tidak pernah berada diluar rumah diatas jam 6 sore!" ternyata tidak hanya wajah tampannya saja yang diwarisi dari Sang Ayah. Tetapi juga, emosinya yang meledak-ledak dan mudah dipancing.

"Ayah turunkan laki-laki itu!" Tidak seorangpun yang berani memerintah Abimanyu selain putra pertamanya. Abimanyu segera menurunkan polisi itu.

Agni Abimanyu Baskhara, putra pertama Abimanyu Pratama. Pewaris tunggal kerajaan Baskhara, seorang jaksa yang bekerja di Pengadilan Negeri mengikuti jejak kakeknya yang merupakan Hakim di tempat sama. Walaupun masih berusia muda, Agni memiliki karir cemerlang. Hasil kerja kerasnya, dan kemampuannya dalam memenangkan kasus.

Dengan langkah tegap, laki-laki 188 cm itu mendekat kearah polisi. Mengulurkan tangannya, menjabat tangan polisi tersebut.

"Selamat malam pak ... Saputra," katanya setelah melirik name tag di baju kerja polisi tersebut.

"Malam pak Baskhara," sapa Saputra. Siapa pula yang tidak tau Agni Baskhara? Wajah laki-laki itu selalu beredar setiap hari dikoran-koran dan diTV setelah kasus pertama yang dimenangkannya.

Stuck On You [COMPLETED]Where stories live. Discover now