[15]

18.6K 1.1K 141
                                    

Sesilia terbangun saat merasakan perih di lambungnya. Ia melupakan penyakitnya yang selalu kambuh setiap ia terlambat makan. Ia mengeliat merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.

"Kau sudah bangun?" pertanyaan itu mengejutkan Sesilia. Membuat ia sadar bahwa ia tertidur dalam pelukan seorang laki-laki. Kilas balik kejadian semalam terputar di kepalanya, membuat ia merona malu, tapi kenapa malu? Bukannya ia harusnya merasa kesal dan membenci laki-laki yang telah merebut mahkotanya?

"Terimakasih untuk semalam," ucap laki-laki itu lagi, dengan senyum mengembang sebelum mengecup kepala Sesilia yang berkeringat. Sesilia tidak mampu berkata-kata, hanya saja tubuhnya reflek mengangguk menjawab ucapan terimakasih tersebut.

Laki-laki itu mengeratkan pelukannya pada Sesilia, membenamkan kepala gadis itu di dadanya.

"Lepas," ucap Sesilia bergetar, merasakan detak aneh dalam jantungnya.

"Aku tahu aku telah menyakitimu, Love, dan memang akan terasa nyeri untuk pertama kalinya, tapi lihat nanti saat kita melakukannya lagi, kau..."

"Tidak akan ada lagi nanti! Aku ingin kau mengembalikan aku pada kekasihku, kau bajingan bangsat!" ucap Sesilia merasa bersalah saat bayangan Henrick kembali menghantuinya.

"Ia tidak akan menerimamu, Love. Bagaimana mungkin kau berharap laki-laki itu mau menerimamu setelah kau kunodai?" jawabnya menyeringai.

"Dia akan selalu menerimaku, dia bukan bajingan sepertimu! Dan satu hal lagi, namaku bukan 'love'," ucap Sesilia angkuh.

Rahang laki-laki itu mengetat, dengan cepat ia meraih tubuh Sesilia, membawa gadis itu ke dalam kamar mandi. Sesilia menjerit ngeri saat melihat seorang pelayan sedang menyiapkan air hangat dalam jacuzzi. Ia segera membenamkan wajahnya pada dada laki-laki yang bahkan namanya pun tidak Sesilia ketahui.

Pelayan itu memberi hormat tanpa mengacuhkan penampilan terbuka Sesilia dan laki-laki itu.

"Berendamlah, aku akan mandi," ucap laki-laki itu membenamkan Sesilia ke dalam jacuzzi super mewah tersebut. Jacuzzi yang cukup lebar untuk menampung 4 orang berbadan besar sekaligus.

"Tunggu!" panggil Sesilia membuat laki-laki itu berbalik, "Tidakkah menurutmu kau harus memperkenalkan dirimu padaku? Apa kata orang jika mengetahui aku telah tidur dengan laki-laki, yang bahkan namanya saja tidak aku ketahui?" ucapnya panjang lebar. Pupil mata laki-laki itu menggelap, mengeluarkan kilat tidak suka. Ia membuka mulut kemudian menutupnya kembali. Keheningan tercipta bermenit-menit setelah itu.

Sesilia sudah akan menyerah saat laki-laki itu memutuskan pandangan mereka. Berbalik kemudian berjalan menjauh.

"Sena, kau bisa memanggilku Sena," ucap laki-laki itu seraya menjauh.

Sesilia mengerjap tidak percaya, "Sena? Nama yang sangat aneh," gumamnya.

Sesilia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya, ia termasuk gadis yang sangat cepat move on, lagi pula, jika ia menangis dan terus-terusan merasa sedih apakah kejadian kemarin bisa berubah menjadi sebuah mimpi buruk? Tidak! Tidak ada gunanya merasa menyesal, satu-satunya yang harus ia pikirkan saat ini adalah cara untuk kabur dari laki-laki brengsek itu.

"Ah... tapi aku harus mengisi perutku terlebih dahulu," ucapnya. Ia merutuki kebodohannya kemarin, yang menangis seharian dan menolak untuk mengkonsumsi makanan.

Seharusnya ia menggunakan otaknya untuk memikirkan jalan keluar, bukan bersikap tidak jelas seperti kemarin, "Aaarrrghhh..." Sesilia mengacak-acak rambutnya, "otak bodoh!" ucapnya sambil memukul-mukul kepalanya.

"Henrick maaf," gumamnya lagi saat ia kembali mengingat kejadian kemarin malam. Sekeras apapun ia mencoba untuk berfikir positif, tetap saja ia membayangkan wajah kecewa laki-laki itu, saat mengetahui ia tidak mampu menjaga hak calon suaminya itu.

Stuck On You [COMPLETED]Where stories live. Discover now