[14]

20.7K 1K 64
                                    

"Sir," panggil sekretarisnya membuat laki-laki itu mendecak tidak suka.

"Aku sedang rapat, berapa nyawa yang kau miliki sehingga berani menggangguku, Jhon?" tanya laki-laki itu kesal. Jhon membungkukan badannya dalam. Kemudian berbisik ditelinga laki-laki itu.

"Maafkan saya, Sir, tapi ini keadaan darurat. Nona Sesilia pingsan," ucap Jhon singkat.

"Kenapa?" tanya laki-laki itu kaget.

"Nona menolak makan sejak pagi, bahkan ia tidak mau minum sedikitpun. Dokter sudah memberikan penanganan."

"Pastikan dia tidak membuka mulutnya sembarangan dan pastikan keberadaan gadis itu di rumahku tidak diketahui orang lain." perintah laki-laki itu singkat.

"Yes, Sir." Jhon membungkuk hormat kemudian meninggalkan ruang rapat itu tanpa menghiraukan tatapan bertanya dari orang-orang yang menghadiri rapat tersebut.

"Lanjutkan!" perintah laki-laki itu tegas sesaat setelah pintu tertutup.

"Yes, Sir," Jammy mengangguk kemudian melanjutkan presentasinya, menerangkan dengan jelas program kerja devisinya.

"Sir?" panggil Jammy saat tidak mendapat tanggapan dari bos-nya itu. Bos-nya terlihat melamun dan tidak fokus.

"Kalian lanjutkan saja tanpa aku! Charlie besok laporkan kesimpulannya!" perintah laki-laki itu pada asistennya.

Berita dari Jhon mengusik pikirannya, laki-laki itu mendengus kesal saat mendengar bahwa Sesilia mogok makan dan tidak mau minum walau sedikitpun. Laki-laki itu mengetahui bahwa Sesilia memiliki riwayat kelemahan saluran cerna sehingga membutuhkan konsistensi pola makan.

Terlambat sedikitpun, mampu memengaruhi kondisi kesehatannya. Laki-laki itu memacu kecepatan mobilnya, menembus padatnya lalu lintas kota new york.

Laki-laki itu memacu mobilnya menuju penthouse-nya yang terletak Pierre Hotels. Sebuah apartment dengan desain mewah yang hanya ada satu di seluruh dunia. Terletak di lantai 41, 42, dan 43. Bangunan 3 tingkat itu memiliki 16 kamar tidur, 6 kamar mandi, sauna, perpustakaan, dressing closet, dan lainnya.

Dengan mengeluarkan uang sebanyak 1,6 triliun rupiah membuat laki-laki itu memiliki salah satu penthouse termewah di kota New York, berfasilitas lengkap. Laki-laki itu menuju lantai 43 tempat Sesilia terkurung.

"Sir," sapa Dokter tersebut saat laki-laki itu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Pergilah, Jhon akan mengurus bayaranmu dan tetap tutup mulutmu jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu atau keluargamu!" ucap laki-laki itu tanpa memandang Sang Dokter.

"Sir, maafkan kelancangan saya. Namun gadis ini mengalami tekanan yang cukup berat, pernikahannya akan dilaksanakan dalam 6 hari," siapa pula yang tidak mengenal Sesilia diseluruh penjuru New York? Gadis itu adalah iconic kota new york yang bahkan lebih terkenal dari pada Empire State Building bagi orang-orang new york.

Gadis itu dicintai semua kalangan, tua-muda, dewasa-anak, laki-perempuan semua mencintai Sesilia. Selain karena ia adalah aktris menjanjikan, tapi juga partisipasi gadis itu dalam kegiatan amal. Kelembutan gadis itu dalam menghadapi orang-orang yang berpapasan dengannya membuat ia dengan mudah dicintai.

Termasuk oleh laki-laki yang sedang menatapnya itu, laki-laki yang merebut kebahagiaannya bahkan sebelum ia memperoleh kebahagiaan tersebut. Menculiknya seminggu sebelum pernikahannya.

"Tutup mulutmu atau kau akan menyesal karena terlalu banyak bicara," perintah laki-laki itu tidak dapat diganggu gugat. Sang Dokter hanya mampu mendesah kasihan menatap wajah pucat Sesilia, mengangguk singkat kemudian meninggalkan laki-laki itu yang masih setia menatap Sesilia.

Stuck On You [COMPLETED]Where stories live. Discover now