Part 7

1.7K 263 71
                                    

Publish on : Minggu, 8 Maret 2020 [22.33]

BEAUTIFUL GHOST

***

Splash!

Aluna langsung menghilang dari kelas. Meninggalkan banyak orang yang masih bertanya-tanya. Pun tatapan-tatapan horror yang dipusatkan pada kursi Aluna. Sementara Antares kembali menatap ke depan, terlihat Bu Fara memandang bingung pada kursi Aluna.

Antares menghela nafasnya sekali. Lalu ia menatap gurunya itu dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Emmm ... tadi ketendang sama saya, Bu."

Mendadak seluruh penghuni kelas menghembuskan nafasnya lega, lalu kemudian tertawa bersama. Merasa lucu dengan keparnoan mereka, sampai-sampai penjelasan Bu Fara ikut terhenti. Ternyata kursi itu hanya ketendang Antares, mereka kira ada hantu penghuninya.

Dan kenyataan yang sebenarnya memanglah begitu.

***

Aluna ... lo terlalu naif!

Kalimat itu terngiang dalam pikiran Aluna semenjak dirinya menghilang. Entah apa yang terjadi, semuanya terasa sangat cepat. Mulai dari Adam yang memanggil namanya dengan jelas, dan tiba-tiba Aluna merasa mendengar ada yang mengatakan kalimat itu tepat di telinganya.

Seperti ... suara seorang perempuan.

Aluna terduduk, bersandar pada dinding perpustakaan dan menyelonjorkan kakinya. Ia memejamkan matanya sejenak. Mencoba memutar kembali memori yang sekiranya bisa ia dapatkan dari masa lalunya saat hidup di dunia. Tapi nihil, tak ada yang bisa Aluna temukan.

Ia membuka matanya, sekali lagi menghela nafasnya panjang. Pertama kali Aluna ke sini, hanya ada satu manusia yang bisa berinteraksi dengannya, Antares. Lalu tiba-tiba muncul Adam, yang ternyata bisa merasakan kehadirannya bahkan bisa tahu namanya tanpa melihat wujud Aluna.

Apakah Adam benar-benar tidak bisa melihat Aluna?

Siapa sebenarnya Adam? Kenapa dia bisa merasakan wangi tubuh bahkan sampai mengenali siapa Aluna? Apa ... Adam memang mengenal Aluna saat ia masih hidup?

"Arrghh!!!" Aluna mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar bingung dengan semua ini. Rasa penasarannya sungguh besar, Aluna ingin segera tahu kehidupannya di dunia ini dan pergi menuju alamnya yang sebenarnya, secepatnya.

Aluna tak ingin terus-terusan terjebak. Berkeliaran di dunia yang tidak semestinya, tanpa ada yang bisa melihat dirinya, dan harus menyelam ke dalam ingatan masa lalu yang bahkan tak secuil memori pun Aluna ingat.

Gadis itu meraih name-tag yang terpasang di gaunnya. Ia meraba benda itu.

Aluna Putri D.

Aluna tersenyum miris. Lihatlah, bahkan ia sendiri pun tidak tahu nama panjangnya. Apa itu D?

Tatapannya beralih pada gaun putih yang ia pakai. Sungguh malang nasib hantu seperti Aluna. Bahkan gaun putihnya pun sudah lusuh. Meskipun Aluna seorang hantu, ia tak merasa nyaman memakai baju selusuh gaunnya saat ini.

Hmmm ... sepertinya Aluna harus meminta dibelikan baju pada Antares. Sama seperti jas almameter yang pernah Antares berikan padanya waktu itu, pasti bajunya juga akan menempel pada tubuhnya. Langsung menyatu, dan menjadi tidak terlihat. Sama seperti dirinya.

Oke, itu ide yang tidak buruk. Semoga Antares mengabulkannya.

Kringgg!!!

Bel pulang berbunyi. Aluna melebarkan senyumnya. Ia pun segera bangkit lalu menghilang seperti debu.

***

"Sial! Lo bikin semua orang merinding tahu gak!"

Aluna meringis. Antares nampak kesal setelah keluar dari kelas dan mereka kini tengah berada di area pejalan kaki pinggir jalan. Sesekali Antares melampiaskan kejengkelannya pada batu kerikil yang menghalangi jalan mereka.

"Ya monmaap. Kan gue kaget, jadi refleks berdiri. Mana gue tahu kalo kursinya malah jatuh," ujar Aluna membela diri.

"Terus ngapain lo kaget? Lo liat hantu lagi di kelas, gitu? Hantu kok takut hantu."

"Sok tahu! Lo kalo denger ini pasti juga bakalan kaget, gak cuman gue aja."

"Kenapa emang?"

"Soal Adam."

"Dia kenapa?"

"Gue kaget waktu itu Adam nyebut nama gue." Aluna langsung mengangkat kedua jarinya saat Antares hendak menyangkal, "Sumpah, Res! Gue kagak bohong."

"Gak mungkin. Lo ngelindur kali."

"Gue serius. Dengan jelas, gue denger Adam nyebut nama gue. Bahkan sebelumnya dia sampai sadar kalau ada wangi Lavender."

"Ya, mungkin kebetulan aja."

"Apa-nya yang kebetulan, Antares? Gue jelas-jelas gak terlihat dan dia tahu wangi gue, dia juga tahu nama gue. Itu kebetulan? Heh, mana otak lo yang jenius itu? Pindah ke Pluto?" kesal Aluna.

Antares berdecak, "Terus lo mau gue bilang apa? Bilang kalo Adam ternyata bisa liat lo gitu? Nyatanya, enggak bisa kan?"

Skak mat.

Ya, memang sih. Bagaimana pun Aluna bersikeras mengatakan bahwa Adam bisa mengenali wangi tubuhnya, ia tetap tak bisa menyangkal kenyataan bahwa Adam tidak bisa melihatnya.

Itu fakta.

"Ya udah." Aluna mengakhiri pembicaraan mereka.

"Eh, tapi gue penasaran sama satu hal," lanjut Aluna.

"Apa?"

"Dari awal gue duduk di samping lo, kenapa kursi itu selalu kosong? Apa yang duduk di situ sakitnya parah banget sampai-sampai gak masuk sekolah selama hampir satu minggu?" tanya gadis itu penasaran.

"Ada yang bilang, dia udah pindah dari kemarin. Jadi gitu, gue bakalan duduk sendirian terus."

Aluna mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, "Cewek atau cowok?"

"Cewek."

Mata Aluna berbinar, tak menyangka bahwa teman sebangku Antares yang super jutek ini adalah seorang perempuan, "Widih ... cantik kagak?"

"Harus gue bilang ganteng?" tanya Antares datar.

Aluna justru tertawa kecil, "Oke-oke. Namanya siapa?"

"Sandra."

Splash!

Aluna mengerutkan keningnya, lantas bingung merasakan kepalanya yang berdenyut sakit. Sial, lagi-lagi dia harus merasakan ini. Dan anehnya, Aluna merasa mengenali nama Sandra.

***

To be continued ...

BEAUTIFUL GHOST [END]Where stories live. Discover now