Part 14

1.5K 227 33
                                    

Publish on : Sabtu, 25 April 2020 [22.42]





BEAUTIFUL GHOST

"Kan slalu ku rasa hadirmu antara ada dan tiada."
(Antara Ada dan Tiada-Utopia)

⬇⬇⬇

"Semuanya sudah lengkap?"

"Sudah, Pak!"

Pak Jaka mengangguk-angguk menatap anak didiknya yang masih menggendong tas ransel. Matahari mulai bersinar terik, meskipun ini masih pukul 9 pagi. Para siswi berbisik-bisik mengeluh kepanasan dengan tangan mengipas-ipas di depan wajah.

"Baiklah, kalian bisa mengatur tenda sekarang! Ingat, sesuai ketentuan yang telah dibuat! Setelah selesai, silakan pergi menjelajah hutan, hanya untuk cari kayu bakar. Jangan terlalu jauh! Dan untuk berjaga-jaga, akan dibuat tim penjelajah. Setiap dua kelas ada 10 tim, masing-masing tim ada 6 murid. Tim penjelajah sudah diatur sebelumnya, tidak boleh ada yang ganti anggota. Paham?" Pak Jaka berujar tegas.

"Paham, Pak!"

Lalu mereka segera bergerumbul bersama tim masing-masing. Sama halnya dengan pembagian tim penjelajahan, pemilik tenda juga sudah diatur dengan cara yang sama. Dua kelas akan digabung, satu tenda ada 7 orang. Antares satu tenda bersama Jeno dan Adam. Sementara untuk penjelajahan, mereka bertiga satu tim dengan Jenny, Mysha, dan Echa, siswi kelas XI IPA 4. Mengetahui itu, Jeno langsung mengeluh. Merasa tidak setuju harus berkelompok dengan Mysha dan Echa yang tak pernah akur. Ada aja waktu dimana cewek beda sifat itu untuk berdebat. Mysha si tomboy bermulut cabe, sedangkan Echa sangat manja dan penakut, mirip Tasya.

"No, itu talinya diiketin ke patok, jangan dipegangin terus. Nanti tendanya gak jadi-jadi, lo gimana sih?" tegur Adam melihat Jeno yang hanya diam anteng kayak orang bloon.

"Iya-iya, gue kan kagak tau."

"No, jangan ditarik kenceng banget, bego! Ntar tendanya ambruk!" protes Gani, anak MIPA 4. Jeno hanya mampu mengusap dada, menabahkan hatinya.

Dedek Jeno udah kebal kok, gapapa.

"Lo bawa ransel ya, No. Isiin air mineral sama camilan. Kemungkinan cari kayu bakarnya sampai jam 12 siang." Adam tiba-tiba melempar ransel kosong ke arah Jeno, membuat pria itu mengumpat pelan.

"Res, udah?" Entah darimana Jenny datang dan berdiri di belakang Antares. Di sampingnya ada Mysha dan Echa.

"Hm." Antares hanya menjawab singkat, menoleh pada Jeno yang nampak kewalahan menggendong ransel. Lebay.

"Yuk, anak lain udah duluan!" Adam mengomando, berjalan duluan di depan. Echa langsung mengikuti pemuda tampan itu, menyetarakan langkahnya. Sedangkan Jenny bergegas pergi bersama Antares.

Jeno melirik Mysha yang menatapnya malas, "Gue sama lo gitu jalannya?"

"Kenapa emang?!"

"Ogah gue beriringan sama cewek kelewat bar-bar kayak lo. Mendingan sama ayang Salsa." Jeno mesem-mesem sendiri mengingat wajah gebetannya.

Mysha mendengus, memilih berjalan lebih dulu, "Siapa juga yang mau jalan sama kutu terompet kayak dia?" gumamnya.

"Eh, Mys! Tungguin elah! Ranselnya berat nih!" Jeno berteriak.

"Gue bukan Miss Indonesia!"

***

Antares tersentak saat mendapati Aluna berjalan di sampingnya. Ya kaget lah, kan dari tadi Aluna gak kelihatan. Niatnya mau tanya darimana, tapi keberadaan Jenny membuatnya urung. Jangan sampai Jenny mengira Antares gila karena ngomong sendirian. Memang selama ini yang mengetahui bahwa Antares adalah indigo hanya orang tuanya dan Jeno.

BEAUTIFUL GHOST [END]Where stories live. Discover now