Part 23

1.4K 198 5
                                    

Publish on: Senin, 15 Juni 2020

BEAUTIFUL GHOST

BEAUTIFUL GHOST

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Niatnya, sih, latihan di ruang tari. Tapi entah kenapa mereka berdua justru lebih sering berlatih di kamar Antares, sesekali di belakang rumah. Bahkan mereka seakan lupa pada misi untuk mengembalikan ingatan Aluna.

Aluna sendiri mengatakan, bahwa ingatan itu tak perlu dicari. Karena pada kenyataannya, sangat sulit untuk menemukan tentang siapa itu Aluna. Ingatan tersebut justru datang sendiri tanpa aba-aba. Aluna masih belum menemukan gambarannya secara jelas, terkadang ia harus menyusun sendiri pecahan-pecahan kejadian yang mampir sekilas dalam ingatannya seperti puzzle.

Kejadian dua hari yang lalu ketika Antares menceritakan tentang Eros hingga berakhir menangis dianggap sebagai angin lalu. Mereka tak perlu mengungkitnya lagi. Tapi tetap saja, Aluna masih merutuki sikapnya dan merasa malu sendiri saat ia sadar tanpa sengaja telah memeluk Antares.

Oh, mengingat hal itu, Aluna jadi mesem-mesem tidak jelas.

Tak seperti biasanya, hari ini Aluna pergi sendirian menuju ruang tari. Suasana koridor sepi, terdengar samar suara para guru tengah menerangkan materi pelajaran yang berbeda-beda. Bisa saja dia langsung menghilang dan muncul kembali di tempat tujuannya, namun Aluna lebih memilih untuk jalan kaki.

Matahari bersinar terik, panasnya membuat Aluna gerah. Ketika ia mau menguncir rambut panjangnya, Aluna teringat sesuatu.

"Ah ya, ikat rambutnya, kan, dibuang Antares." Ia manyun. Teringat akan satu-satunya ikat rambut yang pernah dicurinya sewaktu camping di hutan dulu.

"Jangan ikat rambut lo lagi."

"Lo ngapain sih?!"

"Lo jelek pakai itu."

Aluna berdecak, "Bilang aja gue cantik kalau rambut digerai gini." Detik berikutnya ia tersenyum, "atau dia gak tahan sama leher jenjang gue kalau gue kuncir rambut?"

Aluna mencoba menahan senyum, tapi tak bisa. Dia malah senyum lebar, tangannya mengipas-ngipasi wajah. Aluna merasa dirinya seperti cacing kepanasan. Bukan, bukan karena panas matahari di atas sana. Entah mengapa rasanya seperti, ehm, blushing.

"Astaga!" Aluna menutup wajahnya sendiri.

"Ya ampun, jangan senyum, dong! Tahan, Lun, tahan!" Ia menghentikan langkahnya, menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan. Aluna melakukannya tiga kali. Hampir berhasil, namun akhirnya ia kembali tersenyum lalu mempercepat langkahnya menuju ruang tari.

Lama-lama gue bisa jadi hantu gila!

***

Antares tak tahu apa yang sedang ia lakukan saat ini. Sejak tadi pagi sampai duduk manis di kursi hingga pelajaran Bu Diana berlangsung, Antares tak benar-benar memerhatikan semua penjelasan guru itu dengan baik. Dia malah menopang dagu dengan tatapan menuju ke depan, bukan untuk mendengarkan secara seksama apa yang diterangkan Bu Diana, melainkan memikirkan hal lain.

BEAUTIFUL GHOST [END]Where stories live. Discover now