Part 21

1.3K 204 2
                                    

Publish on: Minggu, 14 Juni 2020

BEAUTIFUL GHOST

***

"Emang cakep banget."

"Aish, bisa-bisa dia jadi saingan gue di sekolah ini."

"Siapa namanya? Dita, kan? Gue denger, dia dulu sekolah di SMA Unggulan, kenapa pindah ke sini? Bukannya sekolah sana malah lebih elite?"

"Mungkin dia udah gak tahan di sekolahnya itu."

"Ah, udah, lah. Ngapain juga bicarain dia?"

"Selain cantik, katanya Dita dulu pernah menang juara olimpiade waktu sekolah di SMA Unggulan."

Aluna menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya mendengar kalimat-kalimat itu. Ia menghela napas panjang, "Astaga, tiada hari tanpa bergosip. Mereka harusnya merenung bahwa bergosip itu tidak baik dan justru menambah dosa. Syukur mereka masih hidup dan punya banyak kesempatan untuk taubat."

Tiba-tiba Aluna terkekeh dan berdecak, "Gue makin hari makin ngelantur." Ia kembali menarik napas panjang, "Haih, sampai kapan ingatan gue menghilang? Kenapa gak balik-balik, sih? Apa Tuhan terlalu sayang sama gue sampai gue masih tetap hidup sebagai seorang hantu tanpa ingatan dan gak bisa dilihat siapa pun?"

Ia terus melangkahkan kakinya melewati kerumunan orang di depan XI IPA 4 yang menembusnya seperti biasa, "Tak bisa, kah, ada seseorang di antara kalian yang ngelihat wujud cantik gue selain Antares? Cowok itu gak bisa diajak ketawa sama sekali, nyebelin."

Aluna menghentakkan kakinya kesal, ia berdiri di antara kerumunan orang yang masih sibuk bergosip itu. Aluna berdehem keras, "Annyeong, yeorobun! Cek 1 2 3, hai hai kamu yang di sana! Astaga, gue bisa dimasukkin ke rumah sakit jiwa khusus hantu kalau terus gini." Ia tertawa pelan, "Haha ... lagian sejak kapan gue bisa bahasa asing? Aish, gue yakin waktu hidup dulu gue itu orangnya punya IQ tinggi."

"Lo ngapain di sini?"

"Astaga!" Aluna melotot melihat kedatangan Antares yang tiba-tiba di hadapannya.

"Kenapa?"

"Lo ngagetin gue!"

Antares mengerutkan keningnya, "Oh ya? Baguslah, impas berarti. Lo juga sering ngagetin gue." Mendengarnya, Aluna memutar bola mata.

"Ngapain lo di sini? Nyamperin Jeno, ya?"

"Buat apa gue nyamperin Jeno?" Tepat setelah Antares mengatakan kalimat itu, seorang gadis keluar kelas dengan wajah berbinar.

"Antares!"

Yang punya nama menoleh, "Dita," gumamnya.

Aluna ikut mengalihkan pandangannya pada sosok gadis berambut sepinggang dengan poni tipis di dahinya. Dia gadis yang cantik, Aluna mengakuinya. Hantu gadis itu berdecak, memerhatikan penampilan Dita dari atas sampai bawah. Setidaknya, ia lebih tinggi beberapa cm dari Dita.

"Apa kabar?"

Ya, pertanyaan klasik antara dua orang yang sudah lama tidak bertemu.

"Seperti yang lo lihat."

Dita tersenyum tipis, "Gue gak tanya keadaan fisik lo."

Sepertinya Dita dan Antares memang sedekat itu. Baiklah, Aluna tak mau mengganggu. Baru saja ia akan melangkah pergi untuk menghilang, tangan Antares menahannya. Langkah Aluna terhenti, menatap Antares dengan ekspresi bingung.

Antares tak menoleh padanya, hanya saja ia merubah cekalannya menjadi genggaman. Pria itu membalas senyum tipis Dita, "Berbanding terbalik dengan keadaan fisik gue."

BEAUTIFUL GHOST [END]Where stories live. Discover now