Three: The Things That You Want To Say

9.8K 1.7K 89
                                    

"Katamu mereka bertiga, Irma, Sunu, dan Berlyn itu memiliki hubungan yang dekat, kan? Dan mereka mungkin masih sering reunian juga, kan? Kemudian kamu mengumpankan diri di antara orang-orang kayak gitu? Sakit jiwa kamu, Rin!" raung Luna penuh emosi.

Orin tertegun sejenak. Tetapi bisa menguasai diri kembali dan menanggapi Luna yang sedang emosi itu dengan senyum tipis. "Makanya aku bilang, Berlyn itu perpaduan orang usil dan orang kurang kerjaan. Bego juga. Sebelum nikahin Irma, kenapa dia nggak nanya dulu itu bayi siapa. Jadinya cengo banget ketika akhirnya dia tahu kalau itu anak Sunu, orang dekat dia sendiri."

"Berlyn bego, kamu juga!" Luna masih kesal.

Orin menatap Luna dengan serius. "Masalahnya sekarang udah selesai, Na. Berlyn udah cerai sama Irma. Sudah clear juga Vero itu siapa bapaknya dan harus jadi tanggung jawab siapa," katanya. Meskipun sebenarnya dia tidak rela harus menjelaskan seperti ini kepada Luna, hanya karena tak tahan bila Berlyn terus diserang seperti itu. "Tugas Berlyn sudah kelar tiga tahun lalu."

"Siapa bilang itu tugas Berlyn, ha? Itu urusannya Irma sama Sunu! Ngapain dia ikut campur? Mau-maunya dia dikadalin kuntilanak Irma dan cowok brengsek kayak Sunu itu! Sumpah Rin, mereka berdua itu orang-orang keterlaluan! Sampai hati ngorbanin orang lain hanya demi gengsi, menutupi jejak kehamilan di luar nikah seperti itu!"

Orin diam. Kelakuan Sunu memang brengsek sekali karena meninggalkan Irma begitu saja setelah ditidurinya, tanpa repot-repot menanyakan efek samping dari hubungan semalam itu. Meskipun dia juga mengenal dengan dekat cowok itu dari sisi yang lain, dalam beberapa bulan penuh kenangan ketika sedang berada di pedalaman Sulawesi itu. Ah, andai saja ...

Stop it, Rin! Nggak ada guna berandai-andai!

"Ya udah lah, Na. Mau bagaimana lagi? Jalan hidup siapa sih yang bisa menebak? Yang penting semua sudah selesai."

"Lempeng banget ya kamu ngomongnya? Kalau aku sih bakal mundur deh dapet cowok kayak Berlyn itu. Cakep sih, mapan juga, tapi berisiko tinggi. Lagian kalau cuma cari pria dewasa dan duda, Valent kakakku aku jamin lebih baik dan cocok sama kamu, Rin," celoteh Luna yang benar-benar kesal. "Heran deh, sama duda kok doyan. Duda itu bekas orang, Rin."

"Emang yang statusnya lajang, jaminan bukan bekas orang?" tanya Orin kalem. "Sunu tuh lajang, status KTP nya. Tapi dia udah punya anak di luar nikah!"

"Rin, kamu paham kan maksud semua kecerewetanku ini untuk apa? Selain latar belakang Berlyn yang seruwet itu, dengan segala mantan istri dan mantan anak tiri juga, kepribadian kalian sulit ketemu karena bertolak belakang. Berlyn orang gaul, butuh dunia luar dan aktivitas di keramaian seperti dia butuh udara. Sedangkan kamu yang introvert gini akan capek menyesuaikan diri sama dia. Aku khawatir sama kamu, Rin. Sumpah! Aku hanya nggak pengen kamu ntar nyesel. Menjalin hubungan dengan orang populer itu nggak gampang. Yakin kamu sanggup jalani?"

"Kami kan baru pacaran, Na. Belum tahu ntar bakal cocok apa nggak. Emangnya orang bisa langsung bisa cocok gitu?" Orin balas bertanya.

Ketenangan di wajah Orin membuat Luna semakin naik pitam. "Kalau setiap Sabtu kamu ke sini, emang Berlyn ke mana?"

"Kalau weekend, keluarga besarnya sering ngadain acara rame-rame gitu. Ngumpul semua."

"Dan kamu nggak ikut?"

"Belum pengen."

"Belum pengen apa kamu takut ketemu Sunu sama Irma? Jijik deh aku kalau bayangin mereka bertiga ngumpul. Itu Berlyn dan Sunu bekasnya Irma. Bikin muntah!"

Orin harus benar-benar menebalkan telingan mendengar omongan Luna yang ceplas-ceplos mengandung cabe level sepuluh.

"Aku tuh benar-benar heran sama pola pikirmu kali ini, Rin. Sebab biasanya kamu tuh selalu logis. Pikir lagi baik-baik, apa bener ini hubungan yang layak diperjuangkan atau tidak? Kamu cinta nggak sama Berlyn? Atau jangan-jangan kamu sendiri nggak paham perasaanmu yang sebenarnya?" Luna mengedikkan bahu dan memelototkan mata dengan gemas pada Orin. "Tapi terserah deh, Rin. Kamu yang jalani."

Sew The Heartmade (akan terbit dengan judul :Love You, Orin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang