Bab 47

5.6K 1.1K 443
                                    

Lampu sorot mengarah ke arah Qila yang sudah siap bernyanyi dengan sebuah gitar hitam di pangkuannya. Gitar yang sangat mirip dengan milik Cole itu telah menemani hari-harinya saat sedang bosan di asrama.

Qila tersenyum, menatap ribuan orang yang kini sedang menatap ke arahnya. Jemarinya mulai memetik senar gitar.

"Remember all the things we wanted. Now all our memories, they're haunted. We were always meant to say goodbye."

Penggalan lirik dari lagu Already Gone milik Kelly Clarkson mulai terdengar.

"I didn't come here to hurt you, now I can't stop."

Qila memejamkan matanya sekilas, mengingat semua kenangan manisnya bersama Cole, lelaki yang selalu peduli pada dirinya.

"Looking at you makes it harder. But I know that you'll find another. That doesn't always make you wanna cry."

Ingatannya kembali pada saat Cole menyatakan rasa cintanya. Melihat lelaki itu menangis karena ditolak, membuatnya ikut merasa sakit.

"You know that I love you so
I love you enough to let you go."

Qila menghela napasnya. Tak jarang ia membayangkan bagaimana hidupnya jika memiliki seorang anak dengan mata hijau seperti milik Cole. Atau mendengar anaknya belajar bicara dengan aksen british seperti lelaki itu.

Tanpa sadar, air matanya mulai jatuh.  Menyadari fakta bahwa itu semua tidak akan terjadi dan merasa ragu, akankah ada lelaki sebaik Cole? Apakah keputusannya untuk menolak lelaki itu sudah tepat?

"I want you to know that it doesn't matter. Where we take this road, someone's gotta go."

Gadis itu tetap berusaha menyelesaikan penampilannya meski kini hatinya terasa sangat sakit. Suara tepuk tangan disertai sorakan penonton terdengar, membuatnya merasa mendapat kekuatan untuk terus bernyanyi.

"And I want you to know you couldn't have loved me better. But I want you to move on, so I'm already gone."

Pandangan Qila mulai buram, tertutup oleh air mata. Ia meletakkan gitarnya. Setelah mengusap air mata, gadis itu kembali benyanyi tanpa diiringi musik.

Suaranya mulai bergetar. Suara musik pun kembali terdengar. Kepalanya menoleh, dilihatnya semua teman-teman dekatnya sedang memainkan alat musik mereka masing-masing.

Berbeda dengan Cole yang kini hanya bisa mematung di atas panggung. Kepalanya menunduk, merasa tak sanggup menatap para ke arah para penonton yang mungkin sedang penasaran dengan reaksinya.

"You can't make it feel right
When you know that it's wrong."

Qila menjauhkan mikrofonnya, menoleh ke arah teman-temannya dan menggeleng. Memberi kode bahwa ia tidak sanggup untuk melanjutkan penggalan terakhir lagu itu.

Queen yang menyadarinya pun mendekatkan bibirnya dengan mikrofon dan bernyanyi. "There's no moving on, so I'm already gone."

Suara tepuk tangan meriah terdengar.  Penampilan Qila menjadi penutup dari penampilan ketujuh YouTubers sukses itu. Mereka bediri dan membungkukkan badan ke arah penonton sebelum akhirnya meninggalkan panggung.

"Qila," panggil Cole ketika sudah berada di ruangan mereka.

Gadis itu menoleh, memeluk Cole dengan sangat erat. Ia membiarkan air matanya berjatuhan mengenai tubuh lelaki itu.

Cole mengusap punggung temannya. "It's okay. Don't cry, please." Iapun ikut menangis.

Kelima temannya hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa. Dari cerita Qila, mereka tahu jelas bahwa gadis itu memiliki sosok ayah yang sangat tegas.

WasanaWhere stories live. Discover now