Bab 14

11.5K 1.4K 141
                                    

Aji mematikan sambungan telepon secara sepihak. Diletakkannya gawai itu dengan posisi layar di bagian bawah. Kedua tangannya yang terlipat di atas meja menopang kepalanya.

"Kaela bilang apa, Ji?" Nadya menghampiri keponakannya dengan segelas jus di tangannya.

Anak laki-laki itu menatap wanita di hadapannya. Helaan napasnya membuat wanita itu mengerti tanpa perlu dijelaskan kembali.

"Nih, minum dulu. Kamu cuma makan sedikit, butuh asupan vitamin." Nadya meletakkan gelas yang ia bawa tepat di dekat keponakannya.

"Ikutin papa aja, katanya." Aji memejamkan kedua matanya. Baru saja ia mematikan panggilan telepon dengan Qila, kakak pertamanya.

Tujuannya menelepon adalah meminta bantuan agar gadis itu mau membantunya. Minimal, membuat sang ayah berubah pikiran.

"Bunda yakin, papa begitu bukan tanpa alasan." Nadya duduk di kursi tak jauh dari Aji. "Apa ... kamu udah tau alasannya?"

Gelengan dari anak laki-laki itu menjadi jawaban. "Dari Hari Sabtu, aku gak ngobrol sama papa."

Ini adalah Hari Senin. Artinya, sudah tiga hari lamanya ia tidak berbincang dengan Gio. Dan ini merupakan rekor.

"Udah mau jam tujuh, jam makan malam keluarga kamu. Apa kamu gak mau pulang? Pasti Papa sama Mama kamu tunggu kamu buat makan malam bareng."

Aji kembali menatap wajah Nadya, adik kembar Gio. "Bunda keberatan aku di sini?"

Iapun berdiri dari duduknya. Sebelum kakinya melangkah meninggalkan ruang makan, ia sempat mencibir. "Katanya, sayang."

Getaran dari gawainya membuat langkahnya berhenti.

Getaran dari gawainya membuat langkahnya berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aji merasa kesal. Dilihatnya Nadya yang sedang berjalan mendekat.

"Aku diusir Papa," ucapnya.

Wanita itu terkejut. "Bunda antar kamu pulang sekarang, ya?"

"Mom, can you help me?" Arion yang datang dari arah tangga rumah, berjalan mendekat.

Di belakangnya, ada Arvin yang menyusul. "Aku udah nawarin bantuan, tapi dia gak mau, Mi."

"Bunda urus Arion aja. Aji bisa pulang sendiri."

Nadya menatap kedua anak kembarnya. Seolah mengerti, Arion berkata, "C'mon, Vin."

Arvin mengangguk. "See you, Bang Aji!"

Sepasang anak kembar itupun kembali ke kamar mereka. Dengan terpaksa, Aji menuruti kemauan Nadya.

*

Mobil yang dikendarai oleh Nadya berhenti tepat di depan gerbang rumah Gio. Setelah membunyikan klakson, seorang satpam membukakan pintu gerbang.

WasanaWhere stories live. Discover now