Bab 5

13.9K 1.6K 119
                                    

"Fanya, mau?"

Dengan senyum manisnya, Aji memberikan sebuah paper bag KT's. Ada sebuah tempat pensil dan kaus pilihannya di sana. Barang-barang itu sengaja ia pilihkan khusus untuk gadis di hadapannya.

Fanya terlihat bingung. Gadis itu tidak terbiasa menerima barang dari orang.

"Udah terlanjur dibeli, salah ambil. Ini motif perempuan, gak mungkin gue kasih mereka." Tangannya menunjuk ke arah teman-temannya yang sedang sibuk membuka paper bag mereka masing-masing.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum. "Makasih, ya."

"Fanya doang, Ji? Temen-temennya nggak?" Sasya, gadis yang duduk di meja sebelah Fanya, meledek.

"Gak usah ganggu orang pedekate, Sya!" celetuk Cheryl dengan kekehnya.

Pipi Aji merona merah. "Berarti, sekarang kita temenan, ya?"

Fanya mengangguk. "Iya."

"Kalau lebih dari temen, mau gak?"

"Eh?" Gadis itu terkejut.

"Bercanda." Melihat rona merah di wajah Fanya, membuat Aji semakin tersenyum.

Ekor matanya pun melirik Fikri yang terlihat kesal. Senyum kepuasan kini terukir di wajah Aji.

*

Bel istirahat baru saja berbunyi. Aji mengeluarkan sebuah kotak makan berisi berbagai macam kue yang sengaja ia ambil dari toko kue milik Qila pagi tadi. Di sekolah lamanya, ia selalu memakan kue itu sendiri. Namun, hari ini ia akan mengajak seseorang untuk memakannya bersama.

"Fanya, lo suka kue?" Lelaki itu duduk di bangku milik Lana, teman sebangku Nakula.

"Dia itu tukang makan, Ji. Ya jelas suks, lah!" celetuk Sasya.

Aji tersenyum. Memberi kode pada temannya jika nanti ia akan menyusul mereka ke kantin.

"Cobain ini, deh. Pasti suka."

Fanya terlihat bingung. Kedua matanya seolah meminta persetujuan teman-temannya.

"Dibagi-bagi aja. Gue mau makan di kantin." Kemudian, lelaki itu pergi meninggalkan kelas, menyusul kepergian teman-temannya.

"Wah, gila! Ini sih enak banget!" Cheryl yang lebih dulu mencicipi, berdecak kagum.

"Ternyata Aji orangnya baik, ya," kata Rania, teman sebangku Fanya.

"Dia ngasih Kates sama kue enak gini ke lo, Fan. Pokoknya gue setuju, keliatan banget dia royal." Ekspresi Sasya terlihat serius.

"Dia baik ke semua orang. Temen-temennya juga dikasih." Fanya mengelak fakta bahwa Aji sedang berusaha mengambil hatinya.

"Lo bukan temennya dan ikutan dikasih. Gak mungkin dia salah ambil motif, barang-barang Kates itu harganya lumayan, pasti waktu di kasir dia sadar kalau salah ambil barang." Cheryl kembali mencicipi kue pemberian Aji.

"Bentar, bukannya keluarga dia bangkrut? Makanya masuk sini." Sasya merapatkan duduknya dengan Fanya.

"Gak usah ngegosip, gak baik." Rania mengingatkan.

"Intinya, gue setuju kalau lo sama Aji."

*

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Dengan santai, Fanya berjalan menuju gerbang sekolahnya. Seperti biasa, ia akan menunggu ojek online pesanannya datang.

Kedua matanya terus memerhatikan sekitar. Dilihatnya beberapa temannya yang dijemput oleh anggota keluarga mereka. Ia menghela napas.

Andai ... dirinya bisa merasakan hal yang serupa.

Gawainya bergetar, tanda pesan masuk. Setelah membacanya, ia mengetikkan sesuatu.

 Setelah membacanya, ia mengetikkan sesuatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu menghela napasnya. Rumah baginya adalah sesuatu yang menyeramkan. Tidak ada kebahagiaan di sana. Selalu, dirinya lah yang dijadikan robot oleh semua anggota keluarga. Rasanya, tidak ada yang mengerti perasaannya.

*

"Dari mana aja lo? Jam segini baru pulang."

Suara itu terdengar tepat saat Fanya menginjakkan kakinya di ruang tamu.

"Abang kapan pulang? Udah daritadi?" Sebisa mungkin ia memaksakan senyumnya.

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Gak usah sok peduli, deh."

Senyum di wajahnya mulai pudar. "Ini jam pulang sekolah Fanya, Bang. Abang mau dibuatin minum?"

Laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut acak-acakan itu mengangguk. Kemudian, ia melangkah pergi meninggalkan adik satu-satunya.

Fanya menghela napasnya. Rasa lelah karena baru pulang sekolah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa lelah di hatinya yang harus terus menghadapi anggota keluarganya sendiri.

*

Jangan lupa komen, vote, share!❤️

Biar semangat update 🤣

10 Mei 2019

WasanaWhere stories live. Discover now