Hukum Cambuk

141 107 20
                                    

Bissmillah ....
Awali semua dengan do'a yah sob.
Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komennya. 😍🙏

Setengah jam kemudian, Bagaskara telah siuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setengah jam kemudian, Bagaskara telah siuman. Keluarlah Bagaskara dari kamar Wahid. Dengan sempoyongan Bagaskara berjalan menuju pintu keluar.

"Bagas," henti K. H. Muhammad di ruang tamu.

Bagaskara menoleh dan melihat ke arah Yislam yang duduk berseberangan dengan Wahid.

"Kemari dan duduklah dulu," titah K. H. Muhammad santai.

Bagaskara mengedar pandangannya. Semua orang menatap tajam dirinya, kecuali K. H. Muhammad dan Aisyah.

"Aku gak salah. Aku mau pulang!" tukas Bagaskara melangkahkan kakinya menuju pintu.

"TUNGGU!" pekik Wahid.

"APA!" balas Bagaskara yang terpancing emosi.

"Antum sudah melecehkan Adik ana, kemudian antum mau pergi begitu saja! Gak semudah itu Bagaskara."

"AKU SUDAH BILANG, AKU GAK SALAH!"

"Ustadz Wahid ... istighfar," titah K. H. Muhammad.

"Santri baru ini harus diberi hukum cambuk Abah, biar ada efek jera. Kemudian setelah itu kita giring kepihak berwajib saja," usul Yislam.

"Ustadz Yislam benar Abah," tambah Wahid.

"Terserah kalian mau apa. Jangan tahan aku. Aku harus ketemu Alif!"

"Jangan dengarkan anak ini Abah. Itu cuma akal-akalan dia aja supaya bisa kabur," ujar Yislam.

"Bagas anakku. Apakah kamu benar mencoba melecehkan Dira?" tanya K. H. Muhammad pelan.

Bagaskara terdiam sambil mengerjab. "Iya. Aku mencoba melecehkan Dira. Dira terlalu murahan. Cepat hukum aku, dan biarkan aku pergi!"

Bugh!
Wahid hilang kesabaran hingga melayangkan pukulan pada Bagaskara.

"Berani-beraninya antum bilang Adik ana murahan. Jaga mulut antum!" hardik Wahid.

Yislam bangkit dari tempat duduknya dan melerai Wahid. K. H. Muhammad hanya terdiam, pasalnya beliau tidak percaya sepenuhnya pada Yislam. Namun, mau tidak mau, K. H. Muhammad mengambil keputusan untuk memberikan hukum cambuk pada Bagaskara, seperti perkataan Yislam.

Bagaskara terpaksa membuat pengakuan palsu, karena ingin cepat pergi dari tempat itu untuk mencari Alif.

***

KARA - ENDWhere stories live. Discover now