Perjuangan Ayah

102 85 19
                                    

Bissmillah ....
Awali semua dengan do'a yah sob.
Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komennya. 😍🙏

Film sudah dimulai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Film sudah dimulai. Bagaskara hanya diam di saung menidurkan Jihan. Sementara Aisyah terus memikirkan Bagaskara dan merasa bersalah, karena meninggalkan Jihan.

Keesokkan harinya. Bagaskara menunaikan sholat dhuha lebih dulu seorang diri di masjid. Dira tak sengaja lewat dan melihat Jihan yang menaiki punggung Bagaskara, seolah tengah bermain kuda-kudaan.

Dira tersenyum kecil dan langsung beranjak pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Dira langsung menemui Wahid.

"Ehm ... Kakak," ucap Dira menghampiri Wahid yang tengah memberi makanan bayinya, dari istri pertamanya.

"Ada apa Dira?" sahut Wahid.

"Ehm ... Kakak sudah ngomong ke Ustadz Bagas, soal khitbah Dira?"

Wahid terdiam sesaat. "Dira, Ustadz Bagas sudah menikah dan Jihan itu anaknya."

"Tapi Ustadz Bagas itu duda Kak, kalo dia gak duda mana mungkin dia bawa Jihan ke sini dan ngurus Jihan sendirian."

"Kakak gak tau soal statusnya sekarang Dira, karena Ustadz Bagas sekarang sangat tertutup. Semalam Kakak sudah mengkhitbah Ustadz Bagas, tapi dia menolak."

"Ustadz Bagas itu, masya Allah akhlaknya. Imannya, dan gantengnya. Dira mau jadi Ibunya Jihan."

"Dira ... kita belum tau status Ustadz Bagas. Dan kemarin Kakak sudah mengkhitbah dia, tapi ditolak."

"Kakak bicarain lagi ke Ustadz Bagas. Dira gak papa kok, jadi istri kedua Ustadz Bagas kalau memang statusnya masih beristri."

Istri pertama Wahid pun datang. "Jangan pernah berpikir untuk jadi orang ketiga, dalam hubungan orang lain Dira. Kamu mungkin siap, tapi belum tentu istri pertamanya siap. Gak mudah untuk menerima orang lain." Istri pertama Wahid mengambil bayinya dan berlalu.

Seketika Wahid terdiam mematung.

"Kakak ... Dira mau ustadz Bagas." Dira beranjak.

***

Setelah selesai menunaikan sholat dhuha, para santri berhamburan menuju kelas mereka. Bagaskara berjalan santai dengan gendongan instan menghadap ke depan. Jihan terus tersenyum dan tampak semangat berada dalam gendongan ayahnya itu.

"Ustadz Bagas," henti Aisyah.

Bagaskara berhenti dan menoleh ke arah Aisyah. "Ada apa Aisyah?"

KARA - ENDWhere stories live. Discover now