Hari Santri

105 85 8
                                    

Bissmillah ....
Awali semua dengan do'a yah sob.
Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komennya. 😍🙏

Bagaskara membawa Jihan keluar dari dapur umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaskara membawa Jihan keluar dari dapur umum. Jihan berhenti menangis. Bagaskara berkeliling pondok pasantren dan berhenti di lapangan basket.

Bagaskara bergabung dengan para santri yang tengah bermain basket. Jihan sangat kegirangan berada dalam gendongan Bagaskara. Dari luar lapangan seseorang melempar keras bola basket tanpa diduga, hingga nyaris mengenai Jihan. Beruntung ada salah satu santri baru yang menangkap bola itu.

Segera Bagaskara keluar dari lapangan. "Gak kena Ustadz, nyaris kena aja." Santri baru itu menghampiri Bagaskara.

"Iya saya panik. Makasih sudah dihalau bolanya," tutur Bagaskara. "Santri baru ya? Saya belum pernah lihat kamu sebelumnya."

"Iya Ustadz, aku baru di sini. Aku sama 5 sahabatku."

Mendengar kata sahabat, Bagaskara terdiam dan seolah trauma. Tak hanya sahabat, bahkan dalam cinta. Bagaskara mulai ragu untuk membangun hubungan dan mempercayai orang lain.

"Saya pergi dulu, silahkan dilanjut mainnya."

Bagaskara beranjak dan bertemu Wahid di perjalanan.Wahid mengajak Bagaskara untuk ke rumahnya.

***

"Ada apa ya Ustadz Wahid?" tanya Bagaskara duduk di sofa sambil memangku Jihan.

"Begini Ustadz Bagas, sudah lama ana mau ngomong ini. Sebelumnya boleh ana tau, siapa anak ini?"

Bagaskara hanya diam saja, karena traumanya untuk membagi cerita dan mempercayai orang lain. Aisyah datang menyajikan makanan dan minuman. Jihan turun merangkak menghampiri Aisyah. Aisyah gemas dan langsung menggendong Jihan.

"Ehmm ... Ustadz Bagas?"

"Ahh ... iya Ustadz Wahid?"

"Ana mau mengkhitbah antum untuk Dira."

"Mohon maaf Ustadz Wahid, terus terang aku gak siap untuk itu. Aku mau fokus membesarkan Jihan."

"Jihan?"

"Iya Jihan, anakku."

Setika Aisyah dan Wahid tercengang melihat Bagaskara. Mereka tak percaya, bahwa Bagaskara sudah menikah dan bahkan memiliki anak balita. Mengenai pernikahan Bagaskara dengan Nora, hanya almahrum K. H. Muhammad yang tahu.

KARA - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang