[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Ketika materi menjadi tolak ukur untuk suatu hubungan, maka pengkhianatan adalah ujung dari segalanya.
Manusia merupakan makhluk sosial. Namun, ketika manusia telah kehilangan rasa percaya terhadap sesama. Lantas apa ya...
Bissmillah .... Awali semua dengan do'a yah sob. Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komennya. 😍🙏
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ya Allah ke mana lagi aku mau nyari Nora," gumam Bagas sangat cemas.
"Gas ... kamu sadar gak sih? Aku perhatikan Nora tu kayak cuman manfaatin kamu."
"Manfaatin apa Lif? Kalo gak cinta, ngapain Nora mau aku nikahi dan kami sekarang punya Jihan."
"Manfaatin kekayaan kamulah Gas. Apalagi coba? Secara, dia itu dulunya cuma maid ."
"Dari dulu, aku sama Nora sudah nikah Lif, tapi nikah siri."
Alif memutar balikkan mobilnya untuk menyudahi pencarian Nora.
"Kita balik Lif?"
"Iya kita ke rumah dulu Gas. Siapa tau di rumah ada Nora. Kalo memang gak ada, kita tunggu aja sampe 24 jam, terus lapor polisi."
Bagaskara menyetujui keputusan Alif. Alif kembali ke tempat pertama mereka bertemu dan mengambil mobilnya.
Di dalam mobilnya, Alif melihat ponsel Nora tergeletak di kursi sebelahnya. Alif mengambil ponsel itu dan menyimpannya.
***
Bagaskara telah sampai di rumahnya dan bergegas menuju kamarnya. Setibanya di kamar, Bagaskara menghela napas lega melihat Nora dan Jihan tengah tidur dalam satu selimut. Bagaskara mengganti pakaiannya dan memutuskan untuk beristirahat.
Keesokkan harinya. Di meja makan, Bagaskara dan Alif tengah menikmati sarapan bersama.
Alif tak mengalihkan pandanganya dari Nora yang sedang duduk di samping Bagaskara. Bagaskara menyudahi makannya dan bangkit dari tempat duduknya.
"Alif, Nora, aku harus pergi duluan. Aku ada janji sama orang untuk cek lokasi pembangunan pondok."
Bagaskara berlalu, dengan cepat Alif pindah duduk berhadapan dengan Nora.
"Nora, kamu masih marah sama aku?" tanya Alif.
Nora menatap tajam Alif sambil mengunyah pelan makanannya, tanpa berkata-kata.
"Nora ... maafin aku semalam ya. Aku tau kamu hamil anak aku, gak mungkin kamu hamil anak Bagas. Kamu dan Bagas baru bertemu setelah 6 bulan lalu. Maafin aku yah."
"Lupain itu Lif, masalah kita sekarang bukan cuma cara buat nguasain semua aset Bos Bagas. Masalah kita sekarang Bos Xarl. Ternyata selama ini dia memata-matai kita. Dia sudah tau semua tentang kita dan Bos Bagas. Bahkan semalam dia yang antar aku pulang."
