Takdir

150 36 51
                                    

Bissmillah ....
Awali semua dengan do'a yah sob.
Selamat menikmati alurnya. Jangan lupa vote dan komennya. 😍🙏

Dalam tumpukan barang-barang ditemukan banyak obat-obatan terlarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam tumpukan barang-barang ditemukan banyak obat-obatan terlarang. Bahkan ada beberapa mayat wanita yang mereka sembunyikan di dalam cool box jumbo.

Wahid masih berdiri di tempat sambil mengangkat tangan. Tak sengaja menoleh ke arah tangga dan sungguh dirinya terkejut melihat Aisyah yang dibawa menggunakan tandu.

Spontan Wahid berlari mendekati polisi yang membawa tandu itu. "JANGAN BERGERAK!" sergah polisi lainnya.

"Aisyah!" pekik Wahid.

Aisyah melihat ke arah Wahid dan tersenyum manis. Matanya sayu. Wajahnya penuh lebam dan luka, akibat pukulan benda tumpul.

Polisi itu memasukkan Aisyah ke dalam mobil ambulan. Tidak sedikit juga perempuan lain menjadi korban dan ditemukan dalam keadaan memprihatinkan seperti Aisyah.

***

Di rumah sakit. Wahid baru saja tiba, karena harus menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Sebab, dirinya berada di kapal itu pada saat penggrebekan.

Wahid menghampiri Aisyah di ruang perawatan intensif. "Apa yang sebenarnya terjadi Aisyah?" tanya Wahid shock.

Tak ada kata-kata yang terucap dari bibirnya. Aisyah benar-benar terlihat tidak baik-baik saja. Matanya menatap lurus ke atas langit-langit ruangan dan air matanya perlahan menetes.

Wahid tak ingin memaksa Aisyah untuk bicara. Dia memutuskan untuk menghubungi Dira. Dira tidak menjawab panggilannya dan Bagaskara adalah orang terakhir yang dapat dihubungi agar mengetahui informasi, sebelum Aisyah meninggalkan pondok.

"Assalamualaikum Bagas," ucap Wahid membuka obrolan.

"Waalaikumssalam," sahut Bagaskara di seberang panggilan.

"Bagas apa kamu tau sejak kapan Aisyah pergi dari pondok?"

"Satu minggu yang lalu Ustadz."

"Kenapa dia pergi sendiri? Kenapa gak ada yang ngabari ana soal ini?"

Bagaskara menceritakan kronologis kepergian Aisyah sesuai informasi dari Dira.

"Itu gak benar Bagas. Ana sangat mengenal Aisyah," tutur Wahid dengan nada serius.

"Aku juga yakin, Aisyah gak mungkin lakukan itu. Aisyah perempuan baik, tapi pesan suara kemarin cukup menepis keraguanku tentang Aisyah. Itu bukti, bahwa gak ada orang yang bisa kita percaya di dunia ini. Semua pengkhianat!" batin Bagaskara memutuskan panggilan sepihak, tanpa bertanya mengenai apa yang terjadi.

KARA - ENDWhere stories live. Discover now