Runtuh 1

17.5K 448 1
                                    

Hai semuanya aku kembali dengan cerita baru yang berjudul Runtuh 🙌

Meski sinopsisnya terlihat klise, tapi aku mohon baca cerita ini sampai habis ya. Dan jangan lupa vote serta komen untuk memberika kritik dan saran ☺️

Aku harap kalian semua menyukai ceritanya. Enjoy the story guys 🤗🥰


Seorang gadis sedang duduk di halte bersama temannya, mereka berdua terlihat tengah membicarakan sesuatu yang membuat mereka berdua tertawa. Obrolan mereka terhenti kala sang teman sudah dijemput oleh sopirnya, kini tinggal gadis itu sendiri yang dudu di halte.

“Aduh, Pak Abdul mana sih kok belum jemput.” Keluh gadis bername tag Sarah Adriana Pakubuono. Atau yang akrab dipanggil Sarah.

Karena merasa bosan, Sarah berniat pergi ke cafe yang berada tak jauh dari sekolahannya. Ia memesan segelas strawberry milk dan sepiring red velvet cake.

“Totalnya lima puluh ribu, Mbak.”

Gadis itu segera mengambil dompetnya yang berada di dalam tas, wajahnya mulai panik saat ia tak menemukan dompetnya.

“Gimana, Mbak?” tanya sang kasir.

“Bentar ya, Mbak.”

Jantungnya mulai berdegup kencang kala dompetnya benar-benar tidak ada di dalam tas.

“Mbak, kayaknya dom-“

“Biar saya yang bayar, Mbak.”

Sarah segera menoleh ke belakang, dan melihat seorang laki-laki. Laki-laki itu sangat tampan, tinggi mereka tak jauh berbeda, mungkin hanya sekitar 7cman. Laki-laki itu memakai kaos berwarna putih dengan outer kemeja berwarna coklat muda, dia juga membawa sebuah tas ransel berwarna hitam dipunggungnya.

“Ini uangnya, Mbak.”

Sang kasir menerima uang pemberian laki-laki itu.

Setelah pesanannya dibayar oleh laki-laki itu, gadis berseragam putih abu-abu itu segera menyingkir, ia tidak enak hati dengan pria di sebelahnya ini.

“Aduh, maaf banget ya Kak, jadi ngerepotin Kakak.” Ujar Sarah tak enak hati.

“Iya gak papa.” Jawab laki-laki itu datar.

Sarah menggigit bibirnya canggung sambil menunggu laki-laki itu memesan. Di sisi lain Sarah juga tertarik dengan laki-laki ini dan tanpa sadar bibirnya melengkung, membentuk sebuah senyuman.

“Makasih, Mbak.” Setelah menerima pesanannya laki-laki itu hendak pergi.

“Tunggu-tunggu.”

Laki-laki itu menoleh ke arah Sarah.

“Kita belum kenalan. Aku Sarah.” Katanya sambil mengulurkan tangan.

Mata laki-laki itu hanya menatap Sarah tanpa mau menjabat tanggannya. “Sena.” Jawabnya singkat.

Sarah kembali mencegahnya saat laki-laki bernama Sena itu hendak pergi.

“Aku minta nomer rekening kamu buat ganti uangnya.”

“Gak usah diganti.”

“Loh, tapi-“

Sorry, tapi gue ada urusan.” Kata Sena. Mau tak mau akhirnya Sarah membiarkan Sena pergi.

Sayang sekali, padahal Sarah ingin berkenalan dengan Sena lebih jauh lagi.

“Mbak, pesanannya mau di taruh di mana?”

Runtuh : Luka dan Cinta (Terbit)Where stories live. Discover now