Runtuh 6

3.4K 148 6
                                    

"Tunggu-tunggu, sebelumnya saya minta maaf sama Om dan Tante. Tapi sepertinya ini terlalu terburu-buru. Saya masih ingin kuliah dan bekerja."

"Sudah Om bilang tadi, kamu masih bisa melanjutkan kuliahmu dan setelah kamu lulus, Om akan memberikan kamu posisi di perusahaan."

Bukan itu yang dia maksud.

"Maaf, Om. Menikah belum ada dalam daftar hidup saya."

Perkataan Sena mampu membuat ketiga orang yang duduk di samping dan di hadapannya terdiam.

"Sena, kamu gak cinta sama aku? Kamu gak mau menghabiskan sisa umurmu sama aku?" tanya Sarah dengan raut wajah kecewa.

Sena akan menghabiskan sisa umurnya bersama Sheila, bukan bersama Sarah.

"Mungkin kamu bisa berdiskusi tentang ini bersama orang tua kamu dulu." Usul Wira.

"Tapi Om-"

"Tolong pertimbangkan keinginan anak, Om."

Melihat Wira yang memohon dengan raut wajah sendu membuat Sena bimbang.

"Maaf Om, saya gak bisa. Saya gak bisa menikah dengan Sarah."

"Sena..."

Sena tak memperdulihan tatapan mata Sarah yang terlihat sangat kecewa.

"Sekali lagi maafkan saya." Sena langsung beranjak dari duduknya lalu keluar dari rumah itu. Di belakangnya Sarah mengejar Sena yang sudah sampai di halaman.

"Sena tunggu!" Sena tak mengindahkan panggilan Sarah.

"Sena!"

Sena menoleh ke belakang. "Apa!"

"Kenapa kamu kayak gini?"

Sena menatap marah Sarah. "Kamu nyuruh aku datang ke sini buat ini?!"

"Kamu egois! Kamu Cuma mikirin diri kamu sendiri! Kamu serakah!" hardiknya.

"Apa kamu selalu seperti ini? Suka memaksakan kehendak pada orang lain!" Sena sudah sangat kesal saat ini.

"Se-sena?"

"Aku gak habis pikir, kamu tega melakukan hal sampai sekejam ini!" Dan Sena pun meninggalkan Sarah yang masih mematung di tempatnya. Perlahan air mata turun membasahi pipinya.

Apa dia sudah sangat keterlaluan? Pikir Sarah.

***

Sena sungguh tidak habis pikir dengan pola pikir Sarah. Bagaimana mungkin gadis itu meminta menikah dengannya. Ini benar-benar diluar kendalinya. Niatnya ingin memutuskan hubungan malah diajak menikah. Ini benar-benar gila.

Saat ini Sena sedang menuju rumah salah satu teman kuliahnya untuk mendatangi Sheila yang sedang berada di sana. Sesampainya di sana Sena bertemu dengan Sheila dan temannya itu."

"Wen, gue pinjem Sheila bentar ya."

Gadis yang dipanggil Wen itu mempersilahkan Sena dan Sheila untuk berbicara sedangkan dia masuk ke dalam rumah.

"Aku mau bicara sama kamu."

"Bicara aja."

"Kamu udah tau, kan? Kamu udah tau tentang kemauan Sarah, kan?"

Melihat Sheila yang hanya diam saja membuat Sena frustasi. "Sheil!" serunya.

"Sena! Jangan teriak-teriak ini di rumah orang!"

"Kalau gitu jawab pertanyaanku! Kamu udah tau tentang semua ini, kan?" tanya Sena terus menerus.

"Kalau aku tau emangnya kenapa?"

Runtuh : Luka dan Cinta (Terbit)Where stories live. Discover now