Runtuh 16

9.4K 420 13
                                    

“Sarah...”

“Enyang...”

Hartini, wanita tua itu langsung memeluk cucu kesayangannya. “Enyang di sini. Nduk.”

“Sakit, Eyang. Rasanya sakit...”

Tangisan Sarah terdengar begitu pilu.

“Aku ingin bercerai, Eyang. Aku tidak bisa lagi bersamanya.”

“Tenang, Nduk. Eyang akan mengurus semuanya untuk kamu. Segeralah pulih dan Eyang akan membawamu pergi.”

Sarah menatap Hartini. “Eyang...”

“Eyang tidak ingin kamu berada di antara orang-orang jahat itu.”

Sarah memeluk Hartini dan menumpahkan air matanya didada wanita tua itu.

“Kenapa harus Kak Sheila yang melakukan ini padaku? Jika orang lain mungkin aku gak akan sesakit ini, tapi ini-“ Sarah tak dapat melanjutkan perkataannya.

“Orang yang ku percayai mengkhianatiku dengan begitu kejamnya...”

Tangan Hartini mengelus rambut panjang cucunya.

“Dengarkan Eyang, Nduk.” Sarah menatap eyangnya. “Tinggalkan semuanya. Sembuhkan lukamu. Eyang akan mengurus segalanya di sini, kamu hanya perlu pergi dan melupakan semuanya.”

“Lupakan semua orang yang menyakitimu dan lanjutkan karirmu. Kamu harus sukses untuk membalas semua perbuatan mereka padamu.”

Jemari Hartini mengusap air mata dipipi cucu kesayangannya. “Kamu harus bisa tunjukkan bahwa kamu mampu hidup dengan baik tanpa mereka.”

“Kamu harus kuat menjalani semua ini. Eyang yakin, kelak kau akan mendapatkan kebahagiaanmu.”

Bisakah dia bahagia tanpa ada Sena dihidupnya?

“Lanjutkan karirmu. Eyang akan selalu mendukungmu."

***

Dan di sinilah Sarah sekarang, mengejar kembali mimpinya menjadi model terkenal di Ibukota Jakarta. Sarah tidak menyangka eyangnya akan menyiapkan semua keperluannya dengan cepat, hanya dua hari.

Entah bagaimana cara eyangnya itu menyiapkan semuanya dalam waktu singkat itu, bahkan eyangnya juga sudah menyiapkan seorang bodyguard untuk menjaganya, sebuah mobil dan apartemen.

“Nona, ini mau diletakkan di mana?”

“Letakkan di situ saja.”

“Baik, Nona.”

Saat ini Sarah tengah menata barang-barang pribadinya di kamar. Dia tata semua baju-baju, alat make up dan yang lainnya di kamar. Dia mengambil kardus yang diberikan bodyguardnya tadi, saat dia buka isinya hanya boneka-boneka beserta album foto.

Tangan Sarah membuka album foto tersebut lembar perlembar. Bibirnya tersenyum tipis melihat foto masa kecilnya yang bahagia bersama keluarganya.

Bisakah dia kembali ke masa-masa ini?

Dia kembali mengingat momen-momen yang dia abadikan bersama papa, mama, dan adik-adiknya.

Lembar berikutnya berisi foto-fotonya dengan Sheila kakaknya. Kenangan buruk itu kembali memutar dikepalanya, apalagi saat dia melihat foto pernikahannya dengan Sena juga berada di album tersebut.

Harusnya dia tidak membawa album ini jika akhirnya dia akan kembali terluka. Jemarinya mengusap air mata yang kembali mengalir.

Ah, sial! Dia tidak boleh menangis lagi.

Tujuannya ke mari adalah ingin melupakan segalanya jadi dia harus bisa kuat.

Sarah membuka laci bagian bawah meja riasnya dan menaruh foto itu di sana. Kakinya melangkah mendekat ke kaca besar yang memperlihatkan pemandangan sore Kota Jakarta yang penuh dengan kendaraan berlalu lalang.

Runtuh : Luka dan Cinta (Terbit)Where stories live. Discover now