Runtuh 25

7.5K 402 30
                                    

"Nona, Nyonya Besar masuk rumah sakit."

Perkataan Andi sontak membuat Sarah terkejut bukan main, pasalnya beberapa bulan yang lalu eyangnya masih sehat-sehat saja, tapi kenapa tiba-tiba eyangnya masuk rumah sakit.

"Beliau kristis dan sekarang ada di Surabaya."

Lagi-lagi perkataan Andi membuatnya shock.

"Pesankan aku tiket pesawat sekarang juga." Perintahnya.

Sarah menatap Leia. "Kayaknya aku gak bisa ikut, Kak. Aku harus pulang ke Surabaya."

"Gue harap eyang lo segera sembuh." Kata Leia.

Setelah itu Sarah dan Miki segera menemui Bu Chika untuk meminta ijin cuti.

"Sarah, Miki, ada apa?"

"Bu Chika, saya mau minta cuti. Saya mau pulang ke Surabaya soalnya nenek saya sedang sakit."

Bu Chika mengangguk. "Tapi saya Cuma bisa kasih kamu cuti lima hari. Bagaimana?"

Sarah mengangguk. "Gak papa, Bu. Saya akan kembali minggu depan."

"Ya udah. Kapan kamu berangkat?"

"Empat jam lagi pesawat saya terbang, Bu."

"Ya udah, tunggu apa lagi? Cepat pulang, kamu harus beberes." Kata Bu Chika.

"Baik, terima kasih, Bu."

Sarah langsung pulang ke apartemen. Dibantu Miki, Sarah mengemasi barang-barang yang mesti dia bawa.

"Miki, skincare gue udah lo masukin?"

"Udah, dear."

Setelah semuanya beres, Andi menghampiri nonanya.

"Nona, apa semua sudah beres?"

"Udah, Ndi."

Andi segera mengambil alih koper Sarah.

"Miki, gue pergi dulu ya. Tolong kabarin ke semua yang endors kalau-"

"Udah, dear. Kamu tenang aja, aku bakal handle semuanya. Sekarang kamu fokus sama nenek kamu dulu aja, jangan mikir yang lain."

Ah, Miki benar-benar manager yang sangat baik.

"Makasih ya, Mik. Kalau gitu gue pergi dulu."

Sarah dan Andi segera pergi ke bandara. Untungnya jalanan tidak terlalu macet, jadi dia bisa sampai di bandara dua jam sebelum keberangkatan.

Andi melihat Sarah seperti sangat khawatir, lantas dia berinisiatif untuk menenangkannya.

"Nona, anda tidak usah khawatir. Nyonya Besar sudah ditangani oleh dokter." Kata pria berusia pertengahan tiga puluh tahun itu. Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah lama menunggu akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mulai take off. Pikiran Sarah kini penuh dengan eyangnya. Dia bertanya-tanya bagaimana keadaan eyangnya itu, tapi tak dipungkiri kalau dia juga memikirkan Sena dan keluarganya.

Jika dia pulang nanti apakah dia akan bertemu dengan mereka semua?

Kalau keluarganya, jelas. Tapi kalau Sena? Mungkin tidak, karena mereka sudah bercerai. Mustahil baginya untuk bertemu kembali dengan laki-laki itu.

Sarah baru tiba di Surabaya pada sore hari. Dia dan Andi berpisah karena dia ingin langsung ke rumah sakit, sedangkan Andi harus mencari hotel untuk mereka menginap. Sebenarnya Andi sudah menyarankannya untuk pulang ke rumah, tapi Sarah jelas-jelas menolaknya karena tidak ingin bertemu dengan papa dan kakaknya.

Runtuh : Luka dan Cinta (Terbit)Where stories live. Discover now