*7*

23.6K 2K 51
                                    

Happy reading


Sore harinya Reynan mendatangi Dika untuk melapor dan menagih bayarannya

"nih" ucap Dika menyerahkan sebuah amplop tebal pada Reynan

"wihh mantap" ucap Reynan menerima amplop itu

"lo gak ninggalin jejak kan?" tanya Dika

"aman, lo tenang aja" jawab Reynan

"baguslah bisa bahaya kalo lo ninggalin jejak" ucap Dika menyandarkan punggungnya ke sofa

"emang napa?" tanya Reynan

"sekolah itu milik keluarga Ravenzia dan mereka pasti tidak akan tinggal diam" ucap Dika

"sekaya apa sih emang Ravenzia?" tanya Reynan

"keluarga mereka sangat berpengaruh di negara ini, dan gue peringatkan sama lo jangan coba-coba cari masalah dengan mereka" ucap Dika

"hmm gue jadi tambah penasaran" ucap Reynan membuat Dika menatapnya bingung

"maksud lo?" tanya Dika

"gue mau menyusup ke rumah mereka" ucap Reynan membuat Dika menatapnya horor

"jangan cari mati lo" ucap Dika

"lo tenang aja gue udah ahli kok" ucap Reynan

"Rey gue tahu lo ahli tapi kali ini lo jangan gegabah mereka itu bukan orang sembarangan, lo masuk kesana sama aja lo nyerahin nyawa lo" ucap Dika

"hmm bawel lo" ucap Reynan beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar

"ck! keras kepala" ucap Dika menatap kepergian Reynan

***

Malam harinya Reynan tetap pergi ke kediaman Ravenzia untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap keluarga ini, di dunianya dulu ia sudah biasa menyusup ke rumah-rumah orang berpengaruh di negaranya dan sejauh itu Rendy selalu berhasil dan semoga kali ini ia pun berhasil

"tidak sesulit itu ternyata" ucap Reynan saat berhasil masuk ke dalam Mansion keluarga Ravenzia

"hmm sangat sepi"  batin Reynan saat ia berjalan ke arah lantai dua dan tak menemukan satupun manusia di dalam padahal di luar sangat banyak penjaga

tiba di lantai dua, ternyata disini terdapat banyak pintu yang Reynan tebak mungkin kamar para anggota keluarga Ravenzia, Reynan terus berjalan mencari sesuatu yang menarik namun langkahnya terhenti saat melihat pintu bercat putih, semua pintu di lantai ini berwarna hitam dan hanya pintu ini saja yang warnanya berbeda membuat Reynan penasaran dan saat Reynan membukanya ternyata pintunya tidak terkunci

"kamar bayi?" ucap Reynan mengercitkan alisnya bingung saat masuk kedalam, ia kira ini adalah ruangan istimewa atau apalah tapi ternyata hanya kamar seorang bayi

Reynan membalikan tubuhnya hendak keluar namun langkahnya terhenti saat melihat foto seorang bayi terpajang di dinding kamar, Reynan mengambil foto itu dan mengeluarkannya dari figura

"siapa kau?" ucap seseorang membuat Reynan reflek membalikkan tubuhnya dan menatap orang yang memergokinya

Bisa Reynan lihat orang itu terlihat mematung di tempat setelah menatapnya, melihat orang di depannya hanya diam Reynan mengambil kesempatan untuk kabur dari sana

"Key" gumam pemuda itu sembari menatap kepergian Reynan

"bang ada apa?" tanya Reygan menghampiri Bryan yang melamun

Tadi saat Reygan ingin mengambil minum ke dapur tiba-tiba ia melihat seseorang keluar dari kamar adiknya, Reygan sempat mengejarnya namun kehilangan jejak, dan saat ia mengecek kamar itu ternyata disana terdapat Bryan yang sedang melamun

"kau belum tidur" bukannya menjawab Bryan malah balik bertanya pada Reygan

"tidurlah sudah malam" ucap Bryan lagi menepuk bahu Reygan lalu melangkah keluar

"tumben baik" ucap Reygan menatap kepergian Bryan

***

"anjir lo beneran nyusup ke rumah itu" ucap Dika terkejut yang hanya di jawab dengan anggukan santai oleh Reynan

Setelah berhasil keluar dari Mansion Ravenzia, Reynan langsung menuju rumah Dika untuk menanyakan dan memastikan sesuatu

"omongan lo waktu siang terlalu lebay, ini buktinya gue masih hidup" ucap Reynan tersenyum sombong

"beruntung aja lo nya itumah" ucap Dika membuat Reynan merotasikan bola matanya

"gue mau tanya sesuatu sama lo" ucap Reynan serius

"tanya apa?" tanya Dika ikut serius

"lo tahu tentang orang tua Reynan asli?"

"kenapa lo tanya gitu?"

"jawab aja, lo tahu gak?"

"sebenarnya gue gak terlalu banyak tahu soal orang tua Reynan, tapi Reynan pernah cerita sama gue kalau dia semasa kecilnya sering disiksa sama bokap tirinya"

"nyokap nya?"

"ada tapi dia gak peduli sama Reynan, bahkan nyokap nya tahu kalau Reynan selalu mendapat siksaan dari suaminya tapi dia hanya diam menatap Reynan kecil yang sedang di siksa"

"orang tuanya cerai? terus dimana bokap kandungnya?"

"gue gak tahu Reynan gak pernah cerita soal itu"

"dan lo mau tahu siapa korban pertama Reynan?" tanya Dika

"siapa?"

"nyokapnya, dia bunuh nyokapnya saat usia 8 tahun dia muak karna nyokapnya yang tidak peduli terhadapnya, dan setelah Reynan bunuh nyokapnya dia juga bunuh bokap tirinya"

"gak heran sih, mungkin gue juga bakal lakuin hal yang sama" ucap Reynan membuat Dika menatapnya aneh

"otak kriminal memang beda" batinnya, ia kira orang di depannya akan terkejut

"eh gue kesini sebenarnya mau nunjukin sesuatu sama lo" ucap Reynan mengeluarkan sebuah Foto dari dalam jaketnya dan meletakkannya di atas meja

"lo dapet dari mana?" tanya Dika menatap foto seorang bayi yang memiliki mata unik seperti Reynan

"di salah satu kamar di mansion itu" jawab Reynan

"perasaan di keluarga mereka gak ada yang memiliki mata Heterochromia" ucap Dika

"mungkin mereka mempunyai anggota keluarga yang sengaja di sembunyikan" ucap Reynan

"bisa jadi, atau jangan-jangan ini ada kaitannya sama lo" ucap Dika menatap Reynan

"gue gak mau menyimpulkan sesuatu yang belum terbukti, pemilik mata Heterochromia banyak bukan cuma si Reynan aja, yaa meskipun langka"

"gue bakal bantuin lo cari informasi tentang bayi ini"

"ya itu emang tujuan gue kesini, mau minta bantuan lo"

"udah jam 3, gue balik ke asrama takut yang lain nyadar gue gak ada" ucap Reynan bangkit dari duduknya

"hati-hati jam segini rawan begal" ucap Dika

"gapapa motor gue bakal aman tapi mungkin nyawa begal nya yang gak aman" ucap Reynan santai.

*
*
*
*
*

Jangan lupa vote 🌟🌟

without identity (end)Where stories live. Discover now