*10*

21.5K 1.9K 38
                                    

Happy reading

Reynan mengalihkan pandangannya saat tiba-tiba seseorang melemparkan sebuah pisau ke arahnya untung reflek nya cepat sehingga pisau itu tidak mengenainya

"huh untung gak kena" batin Reynan

"anjing Dika" ucap Reynan emosi saat melihat orang yang melemparinya pisau malah tersenyum tanpa dosa menatapnya

"sorry gue cuma ngetes lo, reflek lo bagus" ucap Dika mengeluarkan sebuah kunci dari balik jasnya

"kan lo sendiri yang bilang gue harus siap-siap " ucap Reynan masih kesal dengan Dika

"tadinya gue mau bikin mereka kesini mergokin lo lagi bunuh tu orang tapi gue pikir-pikir itu terlalu beresiko buat kita" ucap Dika melangkah masuk saat pintu berhasil di buka

"tujuan nya apa lo bikin mereka ke sini?" tanya Reynan ikut masuk

"tutup pintunya" ucap Dika yang langsung dilakukan oleh Reynan

"gatau juga sih, tiba-tiba gue kepikiran ide itu untungnya gue keburu sadar kalo ide itu sangat tidak berguna" ucap Dika mulai menggeledah kamar bayi yang ia masuki ini

"anjir otak lo gak jelas banget" ucap Reynan ikut menggeledah kamar ini

Mereka membuka semua laci dan lemari yang ada di kamar ini sehingga kamar yang tadinya rapih menjadi berantakan, semua baju-baju yang tersusun rapi di lemari sekarang bertebaran dimana-mana

"ck! gak ada yang penting disini, percuma" ucap Reynan kesal menendang tempat tidur bayi yang ada di depannya

"kita ke kamar yang lain" ucap Dika keluar dari sana diikuti oleh Reynan

Dika membuka pintu yang letaknya tepat di sebelah kamar dengan pintu berwarna putih itu, dan sepertinya mereka beruntung karna pemilik kamar ini merupakan milik tuan Ravenzia terbukti dengan setumpuk berkas di meja dan foto yang terpajang di dinding

"jadi ini tuan Ravenzia" ucap Reynan menatap foto seorang pria yang tak lagi muda namun masih segar dan sangat berwibawa

"Rey" panggil Dika sembari menunjuk sisir yang terdapat beberapa helai rambut

"ternyata sultan juga bisa rontok" ucap Reynan memasuki beberapa helai rambut itu ke dalam sebuah tempat yang sudah ia siapkan

"sultan juga manusia Rey" ucap Dika

"Dik", " Rey" ucap mereka berbarengan dan saling pandang saat mendengar suara langkah kaki mendekat

"kita keluar lewat sana" ucap Reynan menunjuk balkon kamar yang di jawab anggukan oleh Dika

Sementara itu di luar Zergan dan keempat anaknya mengepalkan tangannya emosi siapa yang berani-beraninya membuat kekacauan di kediaman mereka

tadi Javier yang memang terlebih dahulu naik ke lantai dua tiba-tiba kembali kebawah dan melaporkan jika disana ada salah satu penjaga yang mati dengan luka tusukan di dadanya dan yang membuat mereka semakin emosi adalah keadaan kamar yang selama ini mereka jaga kini sudah seperti kapal pecah, baju yang semula tersimpan rapi di dalam lemari kini berserakan dimana-mana

without identity (end)Where stories live. Discover now