#4 -- Kedatangan Satya

6.9K 326 1
                                    

Sinta beranjak membuka pintu saat mendengar ketukan di luar. Wajahnya langsung berubah ketika melihat siapa yang datang. Antara senang dan heran.

"Mas Satya... Ngapain kemari...?" serunya tertahan.

"Kamu ini aneh, masmu datang malah tanya begitu. Memangnya kamu nggak senang aku datang?" Satya menoyor kepala adik perempuannya.

Sinta cemberut. "Yee... bukannya gitu. Mas sih nggak ngabarin. Naik apa tadi? Mama Papa sehat kan?"

"Nanya melulu! Iya sehat semua. Tapi Mama marah gara-gara kamu jarang telepon. Makanya nih minta aku ke sini buat jewer anak kesayangannya."

"Ih apaan sih Mas.. garing!" Sahut Sinta sambil manyun. Walau dalam hati diakuinya kalau dia memang jarang mengabari ke rumah karena terlalu fokus sama misinya sendiri.

"Aku nggak disuruh masuk?"

Belum sempat Sinta menjawab, sudah terdengar suara Andini dari dalam.

"Siapa tamunya, Sin?"

Wajah Andini pun berubah saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu. "Mas Satya..."

"Apa kabar, Din?" tanya Satya.

"Baik." jawabnya pelan.

Sinta mengernyitkan dahi, menangkap situasi yang terkesan canggung antara Andini dan kakaknya. Suasana pun jadi hening. Sinta menatap dua orang di hadapannya bergantian. Mereka aneh. Seakan sibuk melamun sendiri-sendiri.

Sinta menggeleng. Buru-buru dia mengajak kakaknya masuk. Andini pun mengikuti dari belakang. Walaupun Sinta langsung ngoceh panjang lebar dengan kakaknya, Andini tak menanggapi sepatah kata pun. Dia justru langsung masuk ke dapur, menyeduh secangkir teh untuk Satya.

Sinta dengan instingnya sendiri sudah bisa membaca gelagat aneh pada Andini dan kakaknya. Andini yang lebih banyak diam, dan kakaknya yang diam-diam melirik Andini walaupun asyik ngobrol dengannya. Ada apa sebenarnya? Apa ada hubungannya dengan Andini yang berubah pendiam? Apa Andini tau kalau Mas Satya pernah menyukainya?

Ya! Sinta pernah iseng membuka dompet Satya dan ia cukup terkejut melihat fotonya berdua dengan Andini saat mereka masih berseragam SMP tersimpan di dompet kakaknya. Sewaktu SMP, Andini memang dititipkan pada keluarganya karena orang tua Andini dinas ke luar pulau. Sinta tidak bodoh. Dulu dia sebenarnya tahu kalau kakaknya sangat perhatian pada Andini, tapi dia tak pernah berpikir sejauh itu. Apalagi Satya yang baru masuk kuliah suka gonta-ganti pacar.

Sinta menggigit bibirnya mencoba berpikir. Begitu Andini datang mengantarkan teh, Sinta refleks berdiri.

"Ngapain kamu?" tanya Satya heran.

Sinta nyengir. "Kebelet pipis."

Sinta bergegas menuju kamar mandi,namun diam-diam dia berbalik. Dari dalam dia menajamkan mata dan telinganya. Tapi tak terdengar suara apapun. Mereka nggak ngomong sama sekali? Yang benar saja?

"Din... aku...."

"Aku siapkan kamar untuk Mas Satya dulu. Mas pasti capek habis perjalanan jauh." Andini memotong perkataan Satya.

"Ya.. terima kasih."

Sinta mengerutkan kening. Apa-apaan mereka? Kenapa ngomongnya seformal itu? Ah, Andini datang!

Sinta langsung masuk ke kamar mandi saat didengarnya suara langkah kaki mendekat.

***

RAPUHWhere stories live. Discover now