#12 -- Istri

6.7K 295 4
                                    

"Saya terima nikahnya Andini Prameswari binti Kevin Sanjaya dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar lima juta rupiah dibayar tunai."

Suasana pagi yang penuh haru, kelegaan, dan ungkapan syukur memenuhi ruangan prosesi ijab qobul usai Satya mengucapkan janjinya. Sempat diliriknya mata Andini yang berkaca-kaca. Namun ia sendiri tak bisa menyimpulkan perasaan Andini saat ini. Satu janji yang Satya ucapkan dalam hati, ia akan menebus semua kesalahannya, ia akan mengganti semua kesedihan Andini dengan kebahagiaan.

Tangan Andini begitu dingin dan terasa bergetar saat Satya memasangkan cincin di jari manisnya. Begitu pun saat Satya mencium keningnya. Ingin sekali rasanya ia mendorong tubuh lelaki yang menyentuhnya, namun akal sehatnya masih berfungsi. Di ruangan itu banyak keluarga yang menyaksikan, dan lelaki itu sudah sah sebagai suaminya.

Malamnya, acara resepsi langsung digelar di gedung yang tak jauh dari kediaman keluarga Andini. Tamu undangan pun sebagian besar adalah kerabat mereka sendiri. Kebanyakan keluarga tak bisa menyembunyikan rasa keheranan mereka. Tentu mereka bertanya-tanya karena kedua mempelai masih punya hubungan saudara yang terbilang dekat karena ibunya Andini adalah adik kandung ibunya Satya.

Satya yang melihat tatapan dari kerabat mereka mencoba bersikap mesra pada Andini. Mulanya Andini merasa risih, namun Satya menatapnya memohon sambil memberikan isyarat dengan pandangan. Akhirnya Andini mencoba memaklumi karena tak ingin mempermalukan keluarga. Dibalasnya senyuman Satya, dan dibiarkannya tangan Satya yang sesekali menggenggam tangannya atau memeluk pinggangnya.

***

"Din, kalau kamu keberatan, aku bisa tidur di sofa. Nggak masalah." Ujar Satya saat mereka bersiap untuk tidur.

Andini melirik ke arah sofa lalu melirik ke ranjangnya sendiri.

"Aku nggak apa-apa Mas Satya tidur di kasur juga."

Satya hanya menatap tangan Andini yang meletakkan guling di tengah ranjang. Ia paham.

"Aku tidur duluan." Kata Andini menyelimuti tubuhnya lalu bergerak miring memunggungi Satya.

Ya Tuhan... semoga Mas Satya tidak menuntut apapun dari pernikahan ini.. aku tidak siap, Tuhan... aku tidak siap jika dia memintaku... aku belum bisa mengganggapnya sebagai suami...

Satya hanya mendesah menatap punggung istrinya. Direbahkannya tubuhnya perlahan. Andini, kapan kau akan berhenti membenciku?

***

RAPUHWhere stories live. Discover now