Chapter 9.1 | Lie and Unexpected Kiss

36.4K 2.4K 263
                                    

Playlist : Jax Jones feat Ina-Breathe

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Apa kau sudah menemui pengrajin itu?" tanya Zean begitu dia selesai menghadiri rapat mingguan dengan para karyawan di ruang meeting sekitar dua puluh menit yang lalu.

Sekarang Zean terlihat berjalan memasuki ruang kerjanya lagi, berikut serta Wesley yang berada di belakangnya sambil membawa beberapa dokumen notulensi yang langsung diletakkannya begitu saja di meja Zean.

"Ya.. Saya sudah menemui pengrajin itu kemarin dan memberikan titipan desain yang anda minta bersama dengan batu intan kualitas terbaik."

Zean tersenyum puas. Perhiasan kali ini memang harus spesial dan dibuat oleh tangan seorang yang ahli di bidangnya. Jika terbukti bagus, maka kalung itu akan menjadi sampel pertama untuk produk edisi terbatas yang akan dikeluarkan Archer Jewelry musim panas mendatang.

"Berapa hari dia bilang sanggup menyelesaikannya? Apakah lusa sudah bisa kuambil?" tanya Zean, bertumpu tangan di tepi meja.

"Besok sore pria itu akan mengirimkannya sendiri ke rumah anda Sir," kata Wesley menyampaikan bahwa proses pembuatannya tidak membutuhkan waktu sampai selama itu.

"Bagus, bahkan lebih cepat dari yang seharusnya," ucap Zean dengan sudut bibir yang tertarik kian mengembang. Ekspresi langka yang membuat Wesley tertegun.

Kalau pria itu tidak salah, ini adalah kali kedua Wesley melihat Zean berseri - seri seperti dulu.., dulu sekali. Sebelum Zean mengurung dirinya dalam kesendirian dan menolak tinggal bersama orang tuanya sejak umur 18 tahun. Setelah yang pertama kali adalah ketika Zean terbahak - bahak menerima pesan apel tempo hari.

"Tidak biasanya anda ikut repot - repot menyumbangkan desain perhiasan. Apakah mungkin anda sedang terinspirasi dari sesuatu?" rasa penasaran Wesley membuat pertanyaan itu tercetus begitu saja.

Sementara Zean hanya diam, merasa bingung untuk jawaban atas pertanyaan itu karena dia sendiri bahkan tidak tahu harus menyebut sumber idenya sebagai apa.

"Entahlah... Aku ragu menyebutnya seseorang atau sesuatu," kata Zean datar. Memutar bola matanya seperti berpikir.

Pria baya berbalut jas hitam itu lantas menggelengkan kepala dengan sorot tatapan miris. Wesley heran, sejak kapan Zean tidak bisa membedakan antara benda hidup dan benda mati.

Selama beberapa hari terakhir, Wesley sedikit banyak memperhatikan perubahan yang terjadi pada diri Zean. Dimana semua keanehan ini bermula sejak dia meminta hidungnya untuk diperiksa oleh Marx malam itu dan semakin bertambah miring saja hingga detik ini.

Belum lagi jika Zean benar - benar mendapatkan kiriman kurcaci dari sang putri salju. Bayangkan akan jadi segila apa dirinya nanti. Zean seketika teringat pada janji Aneira yang semalam.

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now