Chapter 32 | Worried

24K 1.4K 135
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Zean sedang merapikan perkakas di dapur dan menata meja makan ketika Aneira selesai mandi. Lengan kemejanya digulung tinggi dan otot kekar lelaki itu terlihat sedikit lembap. Diam – diam Aneira tersenyum kecil dan mengulurkan tisu pada Zean untuk mengelapnya.

Zean yang berdiri di belakang Aneira menekan halus pundaknya, menyuruh Aneira duduk setelah menarik kursi untuk wanita itu kemudian merebut pisau dan garpu dari tangan Aneira yang dibalas pelototan tajam.

"Tidak usah... Biar aku sendiri," ucap Aneira ketika Zean terus memaksa ingin menyuapinya. Paksaan itu tanpa sadar membuat Aneira memutar bola matanya malas.

Zean benar – benar over acting. Padahal dia hanya mengeluh sedikit pusing dan sistem pencernaannya terganggu karena semalam ia minum banyak alkohol, sehingga kini perut Aneira merasa mual dan wajahnya terlihat pucat. Tapi Aneira sama sekali tidak menyangka jika respon Zean akan seberlebihan ini mencemaskan kesehatannya.

"Kau sedang sakit Ane... Jangan membantah," kata Zean datar sembari mengarahkan sepotong roti panggang yang telah diolesi selai madu pada mulut Aneira. Bisakah Aneira menggaris bawahi jika dirinya tidak sakit? Aneira hanya pengar akibat mabuk, dan itu efek yang wajar. Dia bukan terserang penyakit ganas seperti yang lelaki itu pikirkan. Dan dalam beberapa jam juga keadaannya pasti akan membaik.

"Aku tidak apa – apa Zean, berapa kali aku harus meyakinkanmu?" Aneira mencebik. Membiarkan tangan Zean mengambang di udara. Aneira tetap tidak mau membuka mulut. Sejak tadi, apapun yang ia katakan Zean selalu mengabaikannya. Tentu saja itu membuat Aneira jengkel karena merasa dirinya seperti berbicara dengan tembok.

Zean bahkan menganggap semua ocehan Aneira sama tidak pentingnya dengan angin lalu. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Damn! Zean benar – benar sangat keras kepala.

"Dan lagi! Jelas – jelas kau yang tidak sehat di sini tapi bersikeras ingin merawatku?"

Aneira berkata sinis. Menyindir, dan ia bisa melihat alis Zean terangkat naik setelahnya meskipun hanya beberapa detik.

"Kenapa kau berpikir begitu? Aku sangat sehat dibandingkan keadaanmu," bantah Zean dengan nada santainya.

Yang Aneira maksud tidak sehat bukanlah fisik Zean, melainkan jiwanya. Aneira semakin yakin kepala Zean terbentur sesuatu saat tidur, karena ketika dirinya terbangun di pagi hari, sikap lelaki itu langsung berubah drastis. Seakan – akan Zean memiliki dua kepribadian yang saling bertolak belakang muncul tanpa disadari.

"Kau membuatkan sarapan untuk orang lain Zean, itu sama sekali bukan gayamu," ucap Aneira lagi.

Mana mungkin bluehole menyebalkan yang hanya peduli dengan dirinya sendiri rela bersusah payah membuatkan sarapan untuk Aneira dengan kemampuan ceteknya tentang memasak?

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now