Chapter 37 | Memory Gap

19.2K 1.2K 95
                                    

Happy Reading

***

Bertolak dari Inggris, Zean langsung meninggalkan Oxford dan melakukan penerbangan menuju Kanada selama tujuh jam lebih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertolak dari Inggris, Zean langsung meninggalkan Oxford dan melakukan penerbangan menuju Kanada selama tujuh jam lebih. Ia berangkat menggunakan pesawat pribadi ketika langit masih gelap dan mendarat pukul 09.20 AM waktu lokal mengingat perbedaan waktu antar kedua negara adalah lima jam saat Zean tiba di ruangan Dr. Lloyd.

Tengah malam Dr. Lloyd mencoba menghubungi Zean berkali – kali, memberitahunya kabar penting bahwa gadis itu telah sadar. Sejak di dalam pesawat, Zean sama sekali tidak bisa tidur karena mendengar itu. Perasaannya tak tenang. Gelisah. Bersyukur sekaligus khawatir. Satu – satunya hal yang Zean inginkan hanya cepat – cepat bertemu gadis itu, bergegas datang dan mengabaikan semua rasa lelah yang menderanya.

"Ada di mana dia sekarang? Apa aku sudah bisa menemuinya?"

"Kami baru saja memindahkannya ke bangsal inap VIP. Suatu keajaiban dia dapat terbangun dari koma setelah kecelakaan parah yang kalian alami. Tapi sepertinya, ada yang aneh dengan memorinya," ucap Dr. Lloyd menatap Zean serius.

"Apa maksudmu? Kau bilang dia masih ingat siapa namanya." Zean bertanya dengan menekan telapak tangan di tepi meja. Suaranya terdengar panik, tak percaya.

Dr. Lloyd turut bersedih lalu mengklik file gambar hasil pemeriksaan MRI yang disimpan dalam folder gadis itu untuk memperlihatkan. Pada layar monitor, tampak citra scan berupa gambar digital dari bagian – bagian otak gadis itu yang mengalami cidera.

"Tidak ada komplikasi pascaoperasi. Tapi dia mengeluh telinganya sering berdengung dan pusing begitu sadar. Benturan keras mengakibatkan sebagian ingatannya hilang karena lobus frontalis yang rusak. Selama koma, aktivitas precuneus dalam otaknya juga terus menurun dan terganggu. Bagian itu berperan penting dalam menyimpan memori episodik terkait peristiwa – peristiwa masa lalu," jelas Dr. Lloyd menjeda sejenak.

"Kronologi yang dia ceritakan tentang kecelakaan hari itu, sangat jauh berbeda––" kalimat Dr. Lloyd menggantung lama. Sedikit ragu menyampaikan lanjutan kondisi gadis itu.

Zean menegang di kursinya. "Berbeda bagaimana?" ia mendesak.

Dr. Lloyd terlihat menghembuskan napas berat sebelum menjawab. "Anda... Tidak ada dalam ingatannya pada saat kejadian."

Perkataan itu membuat Zean merasa tertampar keras. Ia hancur. Hancur hingga ke titik terendah. Dunianya runtuh. Napas Zean terengah karena gemuru kesedihan dan putus asa di saat yang bersamaan. Zean menunduk dalam, merosot tak bertenaga sembari menopang dahi dengan tangan. Zean tidak siap menerima kenyataan.

Kenapa?... Zean begitu ingin memeluknya, menyalurkan kerinduan yang ia simpan pada gadis itu selama bertahun – tahun menunggunya bangun dan kembali. Bukan seperti ini. Gadis itu melupakannya. Sedikit pun tidak mengingat tentang kenangan mereka. Tuhan mematikan harapan Zean tanpa belas kasih. Mungkin ini adalah hukuman baginya. Sebuah hukuman yang pantas ia dapatkan karena gagal melindungi gadis itu.

My Beast Charming✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang