Chapter 38 | Apple Pie, Bunny and First Fascinated

21K 1.2K 132
                                    

Happy Reading

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


11 Tahun Lalu


Entah berapa lama lagi Zean akan terus berdiri. Ia bersedekap sementara wajahnya terlihat tidak menunjukkan ekspresi apa – apa selain sorot mata kelelahan. Tenaga Zean terkuras habis setelah menempuh perjalanan jauh lebih dari 100 mil.

Zean lama berputar – putar di jalan karena navigasi dalam mobilnya rusak. Beberapa kali alat itu membawa Zean ke arah yang salah dan terpaksa harus mengambil jalan memutar sehingga jarak tempuhnya menjadi dua kali lipat lebih jauh. Ia tidak pernah pergi ke desa sebelum hari ini jika bukan karena permintaan ibunya untuk menghabiskan liburan panjang sekolah menengahnya bersama Mikael. Dan yang Zean inginkan begitu ia tiba di rumah peternakan sang kakek di Blue Mountains, Ontario sebenarnya hanya beristirahat sepanjang sore dan terbangun saat waktu makan malam tiba.

Tapi alam seakan tengah menguji kesabarannya. Zean masih memperhatikan punggung seorang gadis yang saat ini terlihat asyik mengobrol dengan neneknya, Stella Archer, di tengah – tengah pintu masuk. Rok kotak – kotak yang gadis itu kenakan bergelayut sepanjang lutut dengan tubuh kecilnya yang berbalut jaket hoodie berwarna merah menutupi sampai ujung kepala.

Sesekali Zean mendengar tawa riang dari suara feminim gadis itu, yang anehnya justru terdengar seperti ejekan di telinga Zean. Dia tidak tahu waktu. Sampai kapan aku harus menunggu untuk masuk ke dalam rumahku sendiri?!

"Kau membawakan nenek sesuatu, Princess? Apa itu yang ada di dalam keranjang yang kau bawa?"

"Ah ini, terimalah Grandma. Aku membawakan pai apel. Kebun kami baru saja panen besar kemarin, jadi Mom menyuruhku untuk membaginya pada tetangga," jawab gadis itu sambil mengulurkan sebelah tangannya yang memegang keranjang rotan pada Stella.

Stella tersenyum kemudian menerima kue tersebut dengan senang hati. "Princess Grandma baik sekali... Terimakasih sayang."

"Kembalikan lagi padanya, Stella. Jangan mudah percaya. Tetangga sebelah rumah kita adalah keluarga penyihir, mereka pasti telah menambahkan racun ke dalamnya," kali ini suara Mikael yang menyela dari belakang tubuh Stella. Pria itu tampak sedang membaca koran paginya sembari duduk di atas kursi goyang ditemani secangkir teh hijau di meja ruang tamu.

"Lihat saja putrinya yang aneh, warna rambut putihmu menua terlalu dini. Kau tidak takut saat bercermin?"

Ujung bibir Zean berkedut menahan diri untuk tidak terbahak mengetahui sikap ketus Mikael yang sama sekali tidak berubah sejak dulu. Dan sepertinya Zean tak begitu mendengarkan saat lelaki itu menyebutkan apa yang menjadi warna rambut gadis itu.

"Memang siapa yang akan memberi Grandpa pai ini? Aku hanya bawa satu, jadi Grandma.., pastikan kau menghabiskannya sendiri ya... Atau jika memang sisa, lebih baik berikan pada tikus saja."

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now