Chapter 12.1 | The Hiding Truth

32.8K 2K 177
                                    

Happy Reading

***

"Kau salah mengartikan rasa terimakasihku, tuan kurcaci!" pekik Aneira kesal seraya menghempaskan tangan Zean kasar dari pergelangannya.

Melihat ekspresi polos yang ditampakkan pria itu membuat Aneira semakin berang. Tidak tanggung – tanggung, Zean bahkan melakukan hal paling gila dari yang pernah terbayangkan. Aneira jadi kikuk sendiri saat mengedarkan pandangan menatap sekeliling.

 Aneira jadi kikuk sendiri saat mengedarkan pandangan menatap sekeliling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dia sungguh tidak menyangka Zean akan membawanya ke sebuah kamar suite di salah satu hotel bintang lima yang ada di kota itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia sungguh tidak menyangka Zean akan membawanya ke sebuah kamar suite di salah satu hotel bintang lima yang ada di kota itu. Seolah tidak ada yang lebih buruk lagi, kenapa harus hotel itu dari sekian banyak hotel ternama?

Aneira menekan pelipisnya yang terasa begitu pening. Dia tidak tahu semua ini hanya kebetulan atau bagaimana. Tapi... Archer Hotel! Nama itu mengingatkan Aneira pada direktur berengsek penyandang nama belakang pemanah itu. Bagaimana Aneira bisa lupa dengan pria super aneh yang dia temui saat mengajukan proposal waktu itu?

"Kenapa kau membawaku kemari?!" ketus Aneira sembari mendelik tajam. Zean tak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya menunjukkan sebuah undangan ke depan muka Aneira.

Aneira mengerang malas. Langsung saja, dia melempar undangan itu ke sofa yang beralaskan karpet bulu di tengah ruangan dengan kesal. Zean mempermainkannya lagi. Aneira tahu selembar kertas yang diperlihatkan padanya itu adalah undangan resmi dari pihak universitas untuk menginformasikan perihal tempat dan waktu pelaksanaan festival.

"Jangan gunakan itu sebagai alasan. Festival baru akan dimulai nanti malam, kenapa kau membawaku ke hotel ini sekarang?"

Belum juga Zean sempat menimpali, Aneira justru meretas tuduhan – tuduhan yang lain. "Kau memang telah menyelamatkan nyawaku, Zean.. Dan aku sangat berterimakasih untuk itu. Tapi camkan perkataanku baik – baik!" Aneira menjeda kalimatnya dengan penekanan, "aku tidak akan mau melakukan hal seperti itu denganmu untuk membalasnya."

Zean tergelak pelan. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyanya sembari menatap wanita itu dan tersenyum meremehkan. "Aku masih waras untuk memanfaatkan jasa terimakasihmu untuk hal yang lain. Jadi singkirkan pikiran mesum itu dari kepalamu tentangku." Sangkal Zean.

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now