Chapter 14 | Mimicry

33.7K 2K 230
                                    

Playlist🎶 : Sonna Rele – Strong

Happy Reading

Seorang pria gagah berdiri di sana, mengenakan kemeja hitam dengan setelan jas emas dan pin bros mahkota di bagian dadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang pria gagah berdiri di sana, mengenakan kemeja hitam dengan setelan jas emas dan pin bros mahkota di bagian dadanya. Pria itu sengaja menyesuaikan awarna dengan busana milik Aneira agar terlihat cocok dan serasi. Dalam diam, setiap langkah yang Zean ambil begitu elegan. Zean terus menyunggingkan senyum lebar ketika berjalan menghampiri Aneira. Poros tatapannya sama sekali tidak beralih sedikitpun. Laki – laki itu menatapnya intens dengan mata biru yang menawan.

"Zean..." Aneira bangkit dari kursinya dengan wajah yang bersemu merah.

Bahkan saat Zean sudah berdiri di depannya, kilatan kamera membuat Aneira kaget. Ada dua orang wartawan yang mengikuti Zean di belakang punggungnya sembari mengarahkan kamera mereka padanya dari kejauhan.

Perkataan Zean pasti dapat terdengar banyak orang. Apalagi suara Zean tadi cukup nyaring saat mengatakan bahwa dia adalah kekasihnya. Kesantaian yang tampak di air muka Zean sangat jelas disengaja. Lelaki itu ingin mengklaim Aneira sebagai miliknya di hadapan banyak orang.

Aneira menghirup napas dalam dan mengembuskannya. Tayangan itu live. Bibinya yang ada di desa pasti sedang melihatnya dari televisi saat ini.

Belum sirna keterkejutan Aneira, Zean justru mengulurkan tangan ke arahnya dengan gerakan lembut. "Will you dance with me, baby?" tawar Zean.

Aneira termangu. Denting waktu seakan berhenti baginya. Meski tahu perlakuan manis itu hanya sandiwara, tapi entah kenapa, Aneira merasa menjadi tuan putri sungguhan.

Jadi, mengapa dia tak memerankan perannya saja dan menikmati malam yang menyenangkan ini bersama sang pangeran?

Aneira tersenyum tipis. "My pleasure...," sahutnya sembari menerima uluran tangan Zean tanpa ragu.

Mengabaikan Cealine dan siapapun yang berdiri di tengah – tengah mereka dengan tatapan iri, Zean langsung menggiring Aneira untuk bergabung bersama pasangan lain di lantai dansa dan mulai bergerak seirama dengan lagu yang diputar.

"Kau membuat pilihan yang tepat, baby.." bisik Zean terkekeh pelan. Ia lalu meletakkan telapak tangan gadis itu ke bahunya sendiri dan menangkup tulang belikatnya.

"Jangan memanggilku baby saat kita hanya berdua!" ancam Aneira mendelik tajam, dia siap menancapkan hak sepatu tingginya ke kaki Zean jika lelaki itu berani tak mengindahkan peringatan darinya.

"Kau cukup galak untuk tipe wanita yang menjadi kekasihku."

Aneira memutar bola matanya enggan. "Keberatan?... Cari saja kekasih lain sana!"

"Sayangnya, aku lebih tertantang untuk menaklukan wanita bertempramen buruk sepertimu Ane." Zean kembali terkekeh.

"Bagus. Itu artinya kau harus tahan. Karena aku mungkin akan membuatmu repot mengurus putri palsu ini sepanjang malam," ujar Aneira tersenyum miring, balas menggoda Zean.

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now