Chapter 41 | When It Rains

19.5K 1.1K 77
                                    

Happy Reading

***

Zean mungkin sudah berdiri di depan gundukan tanah makam Ross dan Rogers yang terletak saling bersebelahan di area belakang pemakaman jika saat ini Zean tidak sengaja berpapasan dengan Shamus ketika ia baru saja melewati gerbang timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zean mungkin sudah berdiri di depan gundukan tanah makam Ross dan Rogers yang terletak saling bersebelahan di area belakang pemakaman jika saat ini Zean tidak sengaja berpapasan dengan Shamus ketika ia baru saja melewati gerbang timur.

"Kau di sini?"

Sama seperti dirinya, pria itu juga berpakaian hitam. Shamus langsung menundukkan punggung begitu melihat Zean berjalan mendekat ke arahnya dengan tatapan aneh.

"Saya sedang menunggu nona Aneira, tuan muda.. Sampai sekarang dia masih belum kembali."

Zean tahu Aneira akan tetap pergi kemari. Dengan melihat kehadiran Shamus di tempat ini cukup menjelaskan jika wanita itu juga bersamanya.

Bagaimana pun, isi pesan tadi hanya Zean gunakan untuk benar – benar mencegah Aneira menemui kedua orang tuanya yang telah beristirahat dalam damai. Ia pikir dengan mengirim larangan seperti itu, maka Aneira akan menyelesaikan kunjungannya dengan cepat, sehingga Zean tidak perlu mengendap diam – diam untuk gilirannya meletakkan bunga di depan nisan mereka. Tapi ternyata perkiraan Zean salah, hari ini Aneira datang lebih lama dari biasanya.

"Sejak kapan?" tanya Zean ringkas.

"Satu jam yang lalu."

Aneira tidak boleh menemukannya sekarang. Bersembunyi atau apapun, Zean harus segera melakukannya. Bisa saja sewaktu – waktu Aneira kembali dan memergoki Zean berada di sana ketika ia melewati jalan ini untuk pulang.

Tetapi satu hal yang mengusik pikiran Zean, dan keanehan itu adalah...

Zean tidak melihat audi hitam mereka yang terparkir sebelum dia datang. Hanya ada sebuah sepeda motor yang terlihat diparkir di bahu jalan ketika Wesley menempatkan mobil milik Zean di sebelahnya, pada lahan yang kosong.

"Kau mengantar dengan apa? Sepertinya tadi aku tidak melihat kendaraan yang biasa dia pakai." Shamus terdiam saat Zean tiba - tiba bertanya.

Untuk waktu beberapa lama pria itu ragu dalam menjawab. Cepat atau lambat Shamus yakin Zean pasti merasa curiga.

"Begini tuan muda, saya memindahkan mobil dan terpaksa memarkirkannya di kompleks perumahan warga yang berjarak dua blok dari sini."

Zean mengernyit. "Kenapa harus dipindah?"

"Sejauh yang saya perhatikan, seseorang tengah mengikuti nona Aneira. Jadi saya pikir dengan begini, orang itu akan mengira bahwa nona sudah pergi karena melihat mobil kami tidak ada di depan."

Zean mengusap dagunya dengan helaan napas cepat.

"Jangan katakan setengah – setengah!" erang Zean. Dia butuh penjelasan yang lebih dari ini. "Siapa maksudmu?"

"Deverick," jawab Shamus langsung dengan nama. Dan seketika itu pula emosi melesak dalam dirinya, Zean mengumpat keras dalam hati.

"Bagaimana bisa!" meski dalam keadaan sakit pun, nada geram suaranya terdengar begitu dingin menggetarkan walaupun diucapkan dengan intonasi rendah.

My Beast Charming✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang