Chapter 24 | That Feeling Makes Irregular Heartbeat

23.4K 1.7K 169
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Aneira berkacak pinggang diiringi helaan napas berat

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Aneira berkacak pinggang diiringi helaan napas berat. "Seharusnya aku tahu beast tetaplah beast," sindir Aneira dengan menekan nada bicaranya. Ia juga melayangkan tatapan tajam yang sama sekali tidak terpengaruh pada Zean.

Lelaki itu justru bersenang – senang dengan ekspresi marah Aneira, yang menurutnya malah terlihat seksi saat sedang menyalak garang seperti ini. Geez... Apakah itu artinya dia harus memeriksakan mata ke dokter karena penglihatannya yang semakin memburuk?

Zean terkekeh kecil, sedangkan Aneira mendengus sebal. "Dari awal aku memang sudah curiga, bagaimana bisa aku percaya padamu begitu saja dan terjebak dalam perahu yang sama denganmu? Argh..," keluh Aneira bersungut – sungut.

Wanita itu mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya yang tergerai hingga berantakan. Zean tidak berniat membalas satu kata pun. Bibirnya tertutup rapat mendengar semua ocehan Aneira sampai wanita itu puas mengeluarkan semua kekesalannya.

"Kau akan tetap keras kepala dan duduk di situ?" tanya Aneira lebih seperti gertakan sinis. Zean manggut – manggut sembari tersenyum geli melihatnya.

"Ada apa? Kau takut?" Zean memundurkan punggungnya yang disangga dengan kedua tangan di atas ranjang. "Pikiran apa yang sedang kau bayangkan? Aku tidak akan berbuat macam – macam. Aku hanya bilang ingin tidur bersamamu. Apakah itu salah?"

This jerk! Geram Aneira menghentak – hentakkan kakinya jengkel. "Itulah masalahnya, Zean! Kenapa kau tidak pernah membiarkanku tenang, huh? Tidur saja sendiri di kamarmu!"

"Ini kamarku," klaim Zean menatap Aneira dengan tatapan serius.

Detik berikutnya Aneira tersudutkan. Ia melongo pasrah. Benar... Semua ruangan yang ada di kastil besar ini adalah milik Zean. Berapa kali pun ia menyangkal, tetap Zean yang menang. Lelaki itu bebas tidur di mana saja. Dan Aneira sama sekali tidak berhak melarang Zean untuk menggunakan kamar yang saat ini ditempatinya. Tiba – tiba Aneira tertunduk lesu.

Zean tersenyum kemenangan. "Melihat reaksimu yang mulai tenang, artinya kau sudah setuju. Aku benar?"

"Ya, ya.. Aku memang tidak punya alasan untuk mengusirmu dari sini," ujar Aneira lalu berjalan mendekat. Tangannya mengambil sebuah bantal dan selimut dari tempat tidur.

My Beast Charming✅Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ