Chapter 4

26.3K 3.7K 234
                                    

Gue ubah judul cerita ini. Dari Agisa jadi Decison. Yang penting nggak ada judul aneh kayak ftv Indosiar kayak

 Yang penting nggak ada judul aneh kayak ftv Indosiar kayak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ucet dah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ucet dah. Suamiku adalah anak dari Mbahmu. Istriku ternyata bukan pedagang ayam tireng. Suamimu dan Suamiku bersekongkol dengan istri dari anak angkat kita. wkwk

Btw. Nanti mungkin akan ada perubahan di sinopsis. Cerita ini tuh msh baru. wkwk Kalian nikmati aja. Jangan tebak2 konflik. Nyantai aja, Bray. Ibarat Janin, ini tuh msh muda banget loh. Jangan buru2 cari tahu jenis kelamin. Nanti malah keguguran. Kalian kena sangsi praktik aborsi. lah.

...








***

Memilih menjadi pengangguran sampai sah sebagai istri Ragadi Tungga Putra adalah keputusan yang tepat bagi Agisa Barata. 80% waktu bisa Gisa arahkan ke persiapan pernikahan tanpa harus dipusingkan oleh deadline pekerjaan yang membelit.

Meeting dengan WO, membahas poin-poin penting sampai detil pernikahan? Check. Hampir 95 persennya sudah final. Hanya tersisa sekali fitting baju yang sore ini akan Agisa jalani bersama mama Gadi.

Sebelum menemui calon ibu mertua, Agisa rasa perlu ngopi-ngopi bersama sahabatnya. Sekadar menurunkan tremor. Semalam, Zoya bilang tidak bisa menemani. Kakak iparnya itu mempunyai agenda sosial ke Pulau Pramuka bersama komunitas istri-istri anggota DPR. Jadilah Gisa dibiarkan sendiri. Memang Gisa sering bertemu dengan ibu Daniyah saat rapat keluarga di rumah. Tapi, ini kali perdana mereka jalan berdua. Pasti sediki menegangkan.

"Bridezilia effect?" Nia dengan atribut training sejuta umat: kemeja putih, celana bahan hitam, lengkap dengan name tag besar di dada, membanting tas ke meja. Dia merebut gelas kopi milik Agisa lalu menyeruputnya berisik.

"Nggak kok. Itu hanya mitos buatku. Persiapan ini nggak bikin tertekan. Im happy, btw!"

"Really?" Nia tampak sangsi. "Dulu, gue lihat Vaya hampir gila."

Decision!Where stories live. Discover now