ᴡᴀʟᴋ ᴏɴ ᴍᴇᴍᴏʀɪᴇs

19.1K 3.5K 1.3K
                                    

"Doyoung, pagi!" sapa Sejeong dengan senyum yang amat ceria kearah lelaki itu. Doyoung yang tadi sibuk ngurus berkas ngedongak terus balik senyum, "pagi juga, Jeong"

Sejeong duduk di hadapan Doyoung, "udah sarapan belum? kalo belum sarapan bareng yuk?" ajak Sejeong dengan senyuman yang masih setia di bibirnya.

"Saya udah sarapan, tadi pagi di bikinin sama Misa." Sejeong ngedengus, "padahal aku sengaja ga sarapan biar bisa sarapan bareng kamu"

Doyoung terkekeh, "gak berubah ya dari dulu"

Sejeong merona, terus megang tangan Doyoung, "kalo gitu temenin aja aku, yuk?" ajaknya lagi. Masih kekeuh agar bisa sarapan bersama Doyoung.

"Ini masih pagi, jangan terlalu mikirin berkas berkas itu." lanjutnya. Akhirnya Doyoung mengangguk dan ngebiarin Sejeong narik tangannya menuju cafetaria kantor.

Sejeong milih duduk di meja nomer 3, tanggal 3 adalah tanggal jadiannya dengan Doyoung dulu sebelum mereka putus.

Doyoung sih gak bereaksi apa apa, seakan akan lupa dengan kenangan masa lalu mereka. Tapi Sejeong gak bakal nyerah buat bikin Doyoung balik ke dia.

"Mba, sandwichnya dua ya"

Doyoung sih diem aja, gak peduli, daritadi dia sibuk balesin chat yang masuk ke ponselnya. Siapa lagi kalo bukan Misa?

Misa : Mas!
Misa : ih aku lupa bilang ini kemaren
Misa : Aku di suruh jadi sukarelawan di Panti Asuhan Neo
Misa : Mas ntar sore gausah jemput ya?
Misa : Aku mau ke lokasi

Doyoung : Sama siapa?
Doyoung : Sendiri?
Doyoung : Kok saya gausah jemput?

Misa : Berduaa
Misa : Sama Mark
Misa : Bu guru milih kita berdua katanya kita rekomendasi guru guru lain

Doyoung : Oh, yaudah
Doyoung : Hati-hati ya
Doyoung : Saya tunggu dirumah

Misa : Jangan cemburu, mas :p

Doyoung : Saya gak cemburu, Misa

Misa : Iyadeh, hehe
Misa : Aku cinta Mas!❤

"Doy, siapa sih? daritadi sibuk banget?" tanya Sejeong yang bingung daritadi Doyoung fokus sama ponselnya.

"Misa, dia ijin ke saya tadi"

"Misa siapa kamu sih? sampe kemana mana ijin dulu sama kamu? kemana mana minta anterin kamu?"

"Kamu belum ketemu sama pemilik perusahaan ini ya?" tanya Doyoung ke Sejeong yang dibalas gelengan cepat oleh gadis itu.

"Anaknya"

"Oh? terus kamu kok jadi kayak pengawalnya dia gitu?"

"Iya, dibanding jadi sekertaris pribadi, saya lebih sering di utus buat jagain dia. Saya udah sama dia dari dia kecil."

"Kamu.." Sejeong menghentikan kalimatnya, "suka sama dia?"

Doyoung menatap Sejeong, "kenapa nanya gitu?"

"Nggapapa, mastiin aja kalo aku masih punya tempat khusus dihatimu" Doyoung diem.

"Doy?" panggil Sejeong.

"Ha?"

"Aku masih punya tempat khusus dihatimu, kan?" ulang Sejeong bikin Doyoung makin diem. Dia gak tau mau ngomong apa, dia takut salah.

"Doyoung!" panggil Sejeong, bikin Doyoung tersentak, "hah, apa?"

Sejeong terkekeh pelan, wajahnya tampak semakin cantik sekarang, "Doy kasi aku kesempatan, aku masih cinta sama kamu." tangan Sejeong terulur buat genggem erat tangan Doyoung.

Doyoung diem, sebelum akhirnya dia balas genggeman tangan Sejeong. Buat kali ini, dia bakal egois sama perasaannya sendiri, "Jeong,"

"Iya?"

"Aku kasih kamu satu kesempatan lagi, ayo kita ngulang cerita kita" kalimat Doyoung cukup membuat Sejeong menjerit tertahan. Dia senang, sangat senang.

"Makasih, Sayang! Aku janji aku gabakal ngulangin kesalahan yang sama"

Doyoung mengangguk pelan, "Aku pegang janji kamu"

Doyoung dan Sejeong kembali menjalin cerita cintanya kembali, tanpa tau kalau ada hati yang akan tersakiti.

Too Late [✔]Where stories live. Discover now