ʜᴀᴘᴘɪɴᴇss

16.8K 2.7K 103
                                    

Semuanya udah berlalu tanpa orang orang sadari. Mark telah sibuk di Kanada, Orang Tua Misaㅡentah bagimana bisaㅡtelah kembali harmonis demi gadis itu, dan Sejeong sudah benar benar pergi dari kehidupan mereka.

Ini sudah tiga bulan sejak Misa tertidur dan Doyoung belum pernah absen menemaninya. Doyoung bahkan melewatkan makannya demi menemani Misa.

Akhirnya penantian Doyoung berakhir, mata indah itu perlahan terbuka. Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya remang remang di kamar itu.

Misa menoleh, ia dapati Doyoung tengah tertidur lelap di sisi ranjangnya dengan posisi duduk. Tangan kecil Misa bergerak mengusap surai hitam itu.

Pergerakan ringan Misa tadi cukup untuk menyadarkan Doyoung dari sesi tidurnya. Doyoung mendongak, seketika matanya berair.

Misanya..

"Mas Doy.." Doyoung buru buru mengusap matanya, mengusap pelan rambut Misa, "tunggu disini, saya panggil dokter dulu."

Gadis itu mengiyakan kalimat tadi, masih terlalu lemas untuk membalas.




🌻🌻🌻




Doyoung tampak lebih bahagia kali ini. Bahkan senyumnya tidak berhenti mengembang sejak tadi.

"Aa?" Doyoung mau nyuapin bubur ke Misa. Misa membuka mulutnya kemudian menerima suapan dari Doyoung.

"enak?"

Misa ngangguk, "siapa yang buat Mas?"

"Bunda." tiba tiba aja pintu kamar itu terbuka dan nampilin bunda sama ayahnya Misa sambil tersenyum sumringah.

"Ayah, Bunda?" Misa menatap tidak percaya pemandangan dihadapannya sebelum akhirnya berhasil masuk kedalam pelukan kedua orang tuanya.

Doyoung ngeliatin sambil senyum, bundanya Misa buka tangannya, meminta Doyoung ikut masuk. Lelaki itu tersenyum kemudian menghamburkan diri dalam pelukan itu.

Pelukan itu terlepas, Misa masih menatap bingung semuanya, "apa aja yang terjadi selama aku tidur sampe semuanya berubah gini..?"

"Panjang, Misa. Yang jelas kamu gaperlu takut dan sedih lagi. Bunda sama Ayah bakal selalu sama kamu." Bundanya Misa ngusap rambut anaknya. Misa ngangguk ngangguk, tatapannya beralih pada Doyoung, "Mina..?"

"Maafin saya, saya belum bisa nemuin dia sampai sekarang. Tapi dia telah ditetapkan sebagai buronan."

"Hyunjin?"

"Dia baik baik saja, dia yang memberitauku semuanya dan telah berjanji akan hidup dengan baik. Ah, dan tentu saja melupakan obsesinya pada gadis gila itu."

"Pacarmu?"

"Kami sudah berakhir, dia sudah kembali ke Australia setelah mengakui perbuatannya dan meminta maaf padamu."

"Sejeong minta maaf padaku?"

"Ya, saat tidur." Doyoung memperbaiki rambut Misa yang sedikit berantakan.

"Kata dokter, kalo kamu bisa makan yang bener, minggu depan sudah boleh keluar. Tapi tetep harus kontrol tiap bulan"

Misa mengangguk semangat, "aku akan makan dengan benar!"




🌻🌻🌻





Misa membuka kedua matanya ketika mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar. Gadis itu duduk kemudian mengusap kedua matanya, kakinya melangkah turun dari kasur kemudian langsung membuka pintu kamarnya.

Bisa ia lihat disana ada Doyoung yang sedang tersenyum kearahnya, "Pagi, Misa."

"Pagi Mas Doy,"

Iya, ini udah seminggu berlalu dan hari ini Misa akan berangkat sekolah. Jadi gadis itu tampak sangat bersemangat sekarang.

"Baru bangun?"

Misa ngangguk, terus dia masuk kepelukan Doyoung waktu lelaki itu narik dia masuk. Misa ngedusel disana, setelah itu menarik dirinya mundur.

"Mas Doy siap siap sana, kan mau kekantor."

"Saya masih pengen liat kamu." Doyoung nahan pinggangnya Misa, ngga ngebiarin Misa jauh darinya.

"Tiap hari ketemu mas." Misa menatap malas Doyoung. Masih berusaha melepaskan dirinya.

"Saya kangen.." Misa berhenti bergerak, tangannya mengusap pipi Doyoung sayang.

"Kenapa bisa kangen?" Misa narik pipinya Doyoung, Doyoung sedikit membungkuk mensejajarkan tingginya dengan Misa.

"Saya pengen kita kayak dulu."

Too Late [✔]Where stories live. Discover now