ᴏɴᴇ ᴏғ ᴛʜᴇsᴇ ɴɪɢʜᴛ

17.9K 2.7K 164
                                    

Hari ini Sabtu, Misa bener bener gabut gaada kerjaan. Semua pekerjaan rumahnya juga udah selesai. Misa milih buat tiduran di sofa sambil nonton tv di ruang keluarga.

Orang tua Misa lagi ada urusan kerja diluar, terus Mas Doy dia ngga lihat dari pagi. Daritadi dia dirumah sendiri sama beberapa pembantu aja.

Misa mainin remot tvnya, dia pencet terus sambil milih siaran yang dirasanya bagus untuk di tonton. Tangannya yang satu lagi asik nyemilin keripik kentang yang dibelikan Doyoung tempo hari.

"Ih Patrick itu kuenya di pantat kamu!" Misa gemes sendiri nonton kartun kesukaannya waktu kecil itu. Iyalah menurutnya hal hal yang dilakukan dalam kartun ini sangat bodoh, tapi dia tidak bisa berhenti menontonnya.

"Misa?" si empunya nama noleh waktu namanya dipanggil. Dia lihat Doyoung dengan baju kaos putih dan celana pendek hitam dengan rambut yang masih berantakan berjalan gontai kearahnya.

"Mas Doy? aku kira Mas kerja tadi." Misa tampak bingung. Kebingungannya bertambah waktu Doyoung juga ikut tidur di sofaㅡdiatas tubuhnyaㅡdan menaruh wajahnya di cerucuk leher Misa. Kedua tangannya memeluk pinggang gadis itu erat.

"Saya ngantuk."

"Ya bobok dikamar Mas." Misa ngusap punggungnya Doyoung waktu lelaki itu ngedusel di tempatnya tadi. Doyoung menggeleng, "saya pengen tidur disini."

"Kasihan badan Mas, nanti sakit lho" iyalah sakit, badan Doyoung aja udah ngelewatin sofanya. Terlalu tinggi sih.

"Kamu diem aja, saya mau tidur disini."

Misa akhirnya menyerah, dia merapikan rambut Doyoung yang berantakan itu kemudian membiarkannya tidur disana.

Sedangkan Misa kembali fokus dengan tontonannya sambil sesekali ngemil kripik kentangnya.




🌻🌻🌻




"Mas, aku kekamar dulu ya!" oke, kalo sama orang yang kita sayang waktu bakal terasa sangat cepat berlalu. Sekarang udah nunjukin pukul 9, udah waktunya dia tidur.

Misa lambaiin tangan ke Doyoung terus masuk ke kamarnya. Misa emang ngga pernah ngunci kamarnya sejak dia balik ke rumah. Katanya, kalau ada apa apa biar cepat.

Misa masuk kedalam selimutnya, kemudian memeluk guling kesayangannya. Misa banyak melamun akhir akhir ini, entah pikirannya terbang kemana.

Lampu remang remang yang selalu menyala dikamar Misa tiba-tiba mati. Dari luar suara petir bergemuruh, oh ini sangat buruk bagi Misa.

Dia takut gelap. Dan sekarang diisi dengan suara petir? tidak kah ini bisa semakin buruk?

Suasana benar benar hening, sampai sebuah petir mulai menyambar dengan suara yang amat dahsyat.

"mAS DOY!"

tidak perlu waktu lama bagi Misa untuk menunggu kedatangan Doyoung. Pintu kamarnya terbuka dan nampilin laki laki itu tengah ngosngosan. Bisa dipastikan dia berlari dari lantai bawah menuju lantai atas untuk menemui gadisnya.

"Misa, gapapa?" Doyoung masuk kedalem terus naik ke kasurnya Misa. Dia peluk gadis itu yang sudah berkeringat dingin sejak tadi.

"Mas Doy, takut."

"Shh, saya disini." Doyoung ngusap pipi gembil itu penuh sayang sampai ia merasa baikan.

Doyoung nidurin Misa terus dia usap rambutnya sayang, "udah malem, kamu tidur ya?"

Misa ngangguk, "Mas Doy jangan kemana mana dulu tapi, pergi kalau aku udah tidur." Lelaki itu mengangguk mengerti.

Doyoung masih ngusapin rambut gadisnya sampai dirasanya Misa sudah masuk ke alam mimpinya.

"Udah tidur?"

"..."

Doyoung menghela nafasnya kasar, "Misa. . . saya cinta sama kamu, saya ngga pernah seyakin ini sama perasaan saya. Saya adalah pria paling bodoh karena baru merasakannya sekarang.

Misa, saya mau ngabisin sisa hidup saya sama kamu. Saya pengen kamu selalu disisi saya dan menemani saya bagaimanapun keadaan saya nantinya.

Tapi saya harus bagaimana sekarang?

Perusahaan orang tuamu dalam masalah, sahamnya menurun. Kemarin orang tuamu meminta saya untuk menikah dengan pewaris dari perusahaan lain.

Saya ingin menolak, tapi apakah saya harus menjadi egois dan melupakan seluruh jasa yang telah orang tuamu berikan?

Saya ngga tahu lagi harus bagaimana. Saya pikir setelah semua ini, saya bisa hidup bahagia sama kamu. Tapi kenyataan berkata lain" Doyoung menunduk, setelah itu kembali mendongak sambil tersenyum.

"Saya udah ceritain semua masalah saya ke kamu. Ya walaupun saya tau kamu pasti ngga denger, tapi rasanya udah lebih baik."

Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Misa, "mungkin ini akan menjadi yang terakhir, saya tidak mau tumbuh menjadi lelaki egois lagi. Selamat malam Misa, saya benar benar cinta kamu. I really do."

Kaki Doyoung melangkah keluar dari kamar Misa meninggalkan gadis itu yang masih terlelap.

















































"Its okey Mas Doy, I Love You too. But I know there are some things that can't be forced."

Too Late [✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin