Dua Kali

941 161 45
                                    

Maapin, aku dimana-mana emang suka typo..

"Pokoknya jangan pulang duluan, bantuin gue fotoin produk teh ayu," ingat Syauqi, sesaat sebelum meninggalkan meja Lia. Seperti biasa, kelakuan Syauqi dipagi hari sebelum bel itu menghibah bareng Lia. Hari ini tema ghibahnya soal kakak-kakaknya yang ngerepotin dia buat jualin barang online mereka.

Syauqi itu anak ke 4 dari 4 bersaudara, kakak laki-lakinya yang tertua sudah berkeluarga dan bekerja di perusahaan milik keluarga Wijaya. Sedangkan 2 kakak perempuannya mengelola bisnis online shop dibidang keperluan wanita. Yah semacam skincare atau pakaian gitu.

Percaya nggak percaya, Syauqi termasuk orang kaya berat di sekolah mereka. Orang kaya berat itu maksudnya terlalu kaya. Rumahnya ada di perumahan elite yang punya keamanan ketat dan tidak sembarang orang bisa masuk. Rumah berlantai 3 dengan pagar tinggi menjulang dan post satpam di setiap rumah.

Lia pernah kesana beberapa kali, dan Lia yang bisa dibilang orang berada aja takjub liat rumahnya. Sebenernya lebih ke -nggak nyangka aja orang sebobrok Syauqi yang ke sekolah cuma pake motor matic tinggal dirumah segede itu. Pertama kali kesana, Syauqi sempat bercanda kalau sebenernya dia anak pembantu yang tinggal di paviliun dan Lia beneran percaya.

Sampai sekarang, hal itu jadi bahan ledekan buat Lia. Tiap mereka ke minimarket terus Liat kardus minyak makan, Lia selalu nyeletuk.

"Ki lo ingat nggak ki dulu waktu bayi lo ditemuin di kardus minyak makan sama keluarga wijaya,"

Atau waktu mereka berhenti di lampu merah terus liat anak bayi yang digendong ibu-ibu sambil minta-minta, Lia selalu ngomong,

"Ki lo harus bersyukur diangkat sama keluarga Wijaya. Kalau nggak nasib lo sama kaya adek itu,"

Dan respon Syauqi cuma cekikan sambil balas ngomong, "lo lupa ya, lo kan sebenarnya kembaran gue yang terpisah," yang setelahnya bikin Lia langsung bergidik jijik.

Tepat saat bel pulang sekolah cowo itu beneran nyeret Lia buat bantuin dia motoin dagangan kakaknya, bahkan sebelum Lia sempat mengemasi barang dan tasnya yang tertinggal di kelas.

"Sabaran kenapa sih lo? Itu tas gue masih dikelas," protes Lia saat mereka menuruni tangga menuju lapangan sekolah.

"Biar cepet, cepet selesai cepet juga pulangnya," jawab Syauqi tergesa-gesa.

"Eh-eh bentar, fotoin gue disini dong," ujarnya tiba-tiba berhenti di pertengahan anak tangga.

Lia mendelik, memutar bola matanya malas. Ia lalu menerima kamera dari Syauqi. Hendak memotret temannya itu, tapi Syauqi tiba-tiba berdiri.

"Eh bentar-bentar gue ganti baju dulu," ucapnya tiba-tiba langsung berlari ke arah toilet laki-laki

"SYAUQI SETAAAN," pekik Lia emosi.

Tidak lama Syauqi kembali dengan baju yang sudah diganti. Ripped jeans broken wash dan sweater warna hitam. Cowo itu berdiri cengengesan di depan Lia yang sudah kepalang emosi.

"Heheheheheh sabar.. sabar.. cewe sabar disayang kak Duta," katanya, tanpa berdosa mulai duduk ditangga untuk berpose.

"Kalau nyembelih orang halal lo orang pertama yang gue sembelih lo ki" rutuk Lia.

"Orang kedua siapa?" Tanya Syauqi, mancing banget.

"Nenek lo," jawab Lia asal. Kemudian berjalan menjauh untuk mengambil foto Syauqi.

"Eh produknya mana? Kok lo cuma majang diri lo sendiri sih?" Tanya Lia sedikit berteriak. Sudah beberapa kali mengambil gambar dan Lia baru sadar kalau yang ada di kamera cuma Syauqi dengan muka sok gantengnya.

Blue OrangeadeWhere stories live. Discover now