Cheesecake dan Carbonara

807 145 81
                                    

Haiiiiiii !!!

Akhirnya aku update juga huhuhu 😭😭😭😭

Kangen banget😭😭

Iya iya tau kalian nggak kangen sama aku, kangennya sama Samudra 🙃🙃

Anyway, happy readung my cloud 😘

💙🧡

Akan sulit untuk sebuah luka sembuh jika kamu terus menutupinya. Menunjukkan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja bukanlah sebuah kelemahan. Tunjukan, karena luka yang selalu ditutupi akan membusuk dan memperparah keadaaan.

Duta ingat semua hal yang disukai Nabila. Hal-hal indah seperti jepit rambut manik, gelang simple dari bahan rosegold, atau kue-kue manis yang biasa mereka nikmati di cafe.

Nabila juga suka berolahraga. Olahraga yang lebih elegan seperti sepatu roda, ice skating, atau golf yang sudah ia ikuti sejak dari sekolah dasar.

Lalu Nabila juga suka seni. Menari balerina, atau memainkan cello sekali dalam satu semester setiap kali sekolah mengadakan pentas seni. Nabila juga pernah bercerita kalau ia pernah tampil dalam sebuah acara amal yang dihadiri oleh banyak orang-orang penting.

Dia gadis yang luar biasa. Manis dan baik, juga mempunyai banyak bakat.

Setidaknya begitu sampai Duta menemukan sisi lain dari seorang Nabila.

Tentang Nabila yang bilang kalau ia tak pernah jadi dirinya sendiri dan membenci sisi sesungguhnya dari dirinya.

"Abil tuh keliatannya aja manja, tapi aslinya dia mandiri kok. Dia begitu karena Iqbaal, Babas, sama Abin merlakuin dia kaya adik kecil. Kan dia cewe sendirian disini, terus basis yang cowo suka gemes sama dia. Jadi ya gitu sifat manjanya suka kebawa-bawa,"

Duta sedang di rumah kak Erin. Pacar abangnya yang juga kakak dari teman terdekat Nabila, Iqbaal.

Aaah dunia ini sempit.

Erin memasukkan cheesecake buatannya ke dalam lemari pendingin, kemudian mengeluarkan jus jeruk yang ia tuang satu persatu ke dalam gelas di meja makan.

Di mulai dari Vikri kakak sulung Duta, lalu Duta yang duduk tepat diseberangnya, Iqbaal disebelah Duta dan terakhir Erin sendiri.

"Abil siapa sih? Kok gue nggak tau?" Tanya Vikri bingung sendiri.

Diperkumpulan ini cuma dia yang nggak paham tema obrolan mereka.

"Ada, temen kecilnya Iqbaal," jawab Erin sembari memotong puding ubi ungu buatannya.

"Lah terus hubungannya sama lo apaan Ta?" Vikri menatap adiknya skeptis. Dia benar-benar clueless sama obrolan ini karena Duta nggak pernah cerita apapun ke Vikri.

Duta dan tatapan done nya mendesah malas pada Vikri.

"Nggak ada hubungan apa-apa. Lo juga nggak bakal ngerti bang,"

"Ih anjir, sombong amat" dengus Vikri, laki-laki yang 9 tahun lebih tua dari Duta itu mendelik cuek. Diam menikmati puding ubi ungunya.

Masalah cinta-cintaan anak SMA nggak begitu menarik buat Vikri.

"Soon to be ada apa-apa kan?" Iqbaal disampingnya angkat suara, adik Erin itu menatap Duta serius, walau ada senyum terukir di wajahnya.

"Abil udah terlalu sering main-main sama kita, jadi kalo lo cuma pengen main-main sama dia mending mundur dari sekarang,"

Atmosfir meja makan itu berubah dingin seketika. Sentimentil anak remaja dengan perasaan ingin memiliki dan ingin melindungi mendominasi ruangan itu.

Blue OrangeadeWhere stories live. Discover now