9. The real superhero

276 85 21
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Genta membanting tubuhnya di kasur, matanya terpejam dengan tubuh yang lengket oleh keringat. Sepulang sekolah, pemuda itu tak langsung meninggalkan tempat menimba ilmu itu, tetapi berlanjut latihan untuk turnamen yang sebenarnya masih memiliki waktu tiga minggu lagi.

Pak Damar selaku pelatih rupanya bertekad untuk menang, sebab tahun sebelumnya posisi juara diraih oleh SMA Kosong Satu --rival SMA Cakrawala--, sebenarnya tidak mengapa jika tidak juara sekalipun, namun sekolah tetangga itu mendapatkannya dengan cara curang hingga membuat Cakram didiskualifikasi dari pertandingan.

Pun dengan Zinara, gadis itu bernasib malang, ia harus pulang dengan ojek online sebab Abi yang kebetulan membawa motor sudah memiliki penumpang setia yang tak lain dan tak bukan yaitu Agnes.

Masih mengenakan seragam dengan kancing kemejanya yang terbuka, Genta hanya ingin beristirahat sebentar untuk mengusir letihnya. Namun sepertinya hal itu tidak disetujui oleh alam, baru saja kesadarannya akan hilang, deringan ponsel yang berada di saku celana berhasil merusak tidurnya.

Nara is calling...

Genta mendengus mengetahui siapa penelepon, segera menggeser ikon hijau. "Hmm..."

"Genta!" seru Zinara, Genta sontak menjauhkan benda pipih bersegi panjang itu dari telinga.

"Gak usah teriak, telinga gue masih sehat."

Terdengar kekehan dari seberang sana, Genta berusaha memaklumi sahabatnya itu. "Gue capek banget, Nar. Baru pulang latihan pengin istirahat."

"Oh udah pulang ternyata." Zinara terdengar tengah berbincang dengan orang lain. "Sebenernya gue call mau nanya udah pulang atau belum sih."

Genta mengangkat lengan kirinya dan diletakkan di atas wajah. "Jadi?"

"Kalo gitu lo istirahat aja gih. Sorry udah ganggu-- IYA, BANG. BENTAR ELAH!!"

Diam-diam terkekeh sendiri mendengar teriakan Zinara, sudah Genta tebak pasti gadis itu meneleponnya di tengah-tengah perintah Daniel yang menyuruh sesuatu.

"Gue tutup ya, Ta. Istirahat yang cukup. Awas kalo besok gue liat lo lesu," peringatnya sebelum memutuskan panggilan.

Ponsel ia jatuhkan, rasa lelah yang dirasa membuatnya malas untuk bergerak walau hanya untuk bergeser barang sedikit saja. Ia kembali memejamkan mata.

Seharusnya Genta menggunakan mode silent, hingga ia tak diganggu lagi oleh ponsel sialan itu. Dengan terpaksa membuka mata meski berat, diliriknya layar ponselnya yang menyala. Kali ini bukan panggilan, melainkan kiriman sebuah pesan.

Jelangkung
Ini udah kesekian kalinya kamu balikin uang yang Mama kasih.

Terima sekali bisa nggak sih?

Cuma Teman [TERBIT]Where stories live. Discover now