10. Seketika berbeda

353 76 41
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Tempat sejuta umat sudah pasti kantin, tempat yang menyediakan beragam jenis jajanan yang mampu membuat perut keroncongan. Begitu pula dengan Zinara bersama sahabatnya Anna, kedua gadis itu berada di dalam antrean stand penjual cimol.

"Kesel banget gue sama Agnes Abi, gue kalo nimbrung dinistain mulu," gerutu Zinara sembari menyesap es cupnya.

"Lo pikir lo doang, gue juga iya," balas Anna. "Tuh dua bocah kalo udah nyatu gak inget dunia. Nempel mulu setiap waktu."

Sambil melangkah maju Zinara mengangguk mengiyakan. "Semalem gue ke rumah Abi, Agnes udah stay aja. Lo tau gue dikacangin, mereka sibuk ngomongin fandom yang gak gue ngerti."

Abi dan Agnes layaknya lem dan kertas, jika disatukan sulit untuk dipisah. Memiliki selera musik yang sama, apalagi jika bersangkutan dengan idol korea, Abi dan Agnes seketika melupakan bahwa masih punya teman lainnya.

"Jadi pengen cariin mereka jodoh," pikir Anna. "Ngapa gue liat mereka kayak orang pacaran," lanjutnya.

Zinara mendengus sebal. "Temen lo yang jomlo bukan mereka doang ya, sebelah lo juga masih solo."

Anna terkikik. "Mohon maaf sebelumnya nih, bukannya apa-apa tapi situ nempel mulu sama Genta, kan dikira udah taken." Mereka maju selangkah lagi.

"Seandainya gitu." Zinara meluruhkan garis wajah.

Tak menanggapi kesedihan temannya karena kini mereka sudah mencapai antrean terdepan.

"Mang, cimol empat bungkus ya!" seru Anna.

"Pake balado semua kayak biasa!" lanjut Zinara tak kalah kencang.

Setelah mendapatkan pesanan mereka memutuskan untuk keluar dari area kantin. Hari itu tempat gudangnya makanan ramai pengunjung, mungkin karena penjual yang memiliki status janda yang ditinggal meninggal suaminya kembali mengisi stand yang sudah cukup lama kosong dan menyebabkan murid laki-laki berkerumun memenuhi kantin.

"Pulangnya jadi kan?" tanya Zinara di tengah perjalanan menuju ruang kelas.

Anna menghembuskan nafas panjang nan berat, membuat Zinara menoleh dengan kernyitan bingung. "Jadi bolos?"

Zinara jadi ikut-ikutan membuang nafas. "Bukan bolos tapi pulang duluan. Lagian kita izin dulu kok, mana berani gue bolos, bisa didiemin Papa kalo sampe ketauan."

"Kalo nggak diizinin?" Anna bertanya, dari sorot matanya terlihat jelas jika gadis itu tengah gelisah.

"Ya gak tau, palingan Genta terobos aja."

Menghela nafas lagi, Anna kali ini menekuk wajah. "Ada mapel kimia loh di jam terakhir."

"Terus?" tanya Zinara sembari mencomot cimol.

Refleks Anna menepuk lengan Zinara sampai cimol yang hendak masuk ke mulut terhempas jatuh ke lantai. "Yang lo makan punya gue," tegurnya.

Zinara hanya menyengir, tanpa malu menusuk lagi cimol milik Anna yang isinya paling banyak diantara lainnya yang ia bawakan sebab tangan gadis itu penuh dengan pop ice titipan Abi dan Agnes.

Cuma Teman [TERBIT]Where stories live. Discover now