4. Who she?

442 119 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bagi liptint dong," seru Anna heboh sendiri di depan cermin toilet.

"Bentaran, gue cari dulu ini," sahut Abi merogoh tas kecil berisi berbagai macam make up sampai skincare --mengobrak-abrik.

Agnes dengan poni yang diroll mendengus lantas merogoh saku kemejanya. "Nih punya gue aja," ucapnya mengulurkan liptint pada Anna.

Menerimanya tanpa ragu-ragu, lantas memakainya. Memang seperti ini rutinitas setelah melakukan praktek olahraga, toilet terasa seperti hanya milik mereka saja.

"Nara lama banget dah di dalem," keluh Abi tengah merapikan rambut panjangnya di pantulan cermin. "Omong-omong gue kalo ganti warna rambut cakep gak?" tanyanya melirik bergantian kedua temannya.

Pintu bilik terbuka, keluar Zinara yang sudah berganti seragam. "Nggak mau coba ombre, Bi?" usulnya langsung mendekat ke wastafel.

"Kalian udah pada nonton drama Itaewon Class belum?" tanya Agnes.

"Udah, kenapa emang?" jawab Anna.

"Gue juga udah," sahut Abi.

"Kenapa emang, Nes? Tumben amat bahas drama," sambar Zinara.

Agnes tampak serius dengan poninya yang melengkung, lalu menoleh. "Lo cocok kalo pake model rambut kayak Jo Yi-seo, bener nggak?" lanjutnya meminta pendapat yang lain.

Anna berseru girang. "Iya ih, kalo dipikir-pikir cocok buat lo."

"Tapi kudu potong pendek dulu dong." Abi menggigit bibir bawahnya, tengah berfikir.

"Emang rela rambut yang bahkan patah sehelai lo langsung badmood di potong pendek?" Zinara mencoba mengingatkan. Pasalnya Abi adalah tipe orang penyuka rambut panjang, karena menurutnya perempuan berambut panjang itu punya aura cantik tersendiri.

"Gue cuma kasih usulan, kalo gak suka jangan lakuin," ujar Agnes kemudian kembali merapikan poninya. "Lagian lo biasa pak--"

"Gue mau coba," potong Abi cepat. "Kan katanya hidup itu jangan monoton ke satu titik aja," katanya menyorot menyeluruh gadis-gadis di depannya. "Gue pengen keluar dari zona gue. Gue pengen nyoba yang baru," lanjutnya yakin dengan senyum merekah.

Zinara menghela nafas panjang. Kalimat yang baru saja Abi katakan tanpa sadar telah menyindir dirinya.

Agnes yang kebetulan berada paling dekat dengan Zinara menyentuh bahu gadis itu. "Kenapa?".

"Apa yang kenapa?" Zinara justru balik bertanya.

"Nggak." Agnes menunduk, memastikan bahwa pakaiannya sudah rapi lantas berbalik. "Udah pada selesai kan? Yuk balik," lanjutnya seraya berlalu dahulu.

Melihat Agnes keluar, buru-buru yang lain menyelesaikan dandanannya. Keluar dari toilet bersama, tujuan mereka kali ini adalah lorong yang berisi loker-loker yang berjejer rapi.

Cuma Teman [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang