2. Rutinitas pagi

663 142 23
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari itu, hari rabu, Zinara kembali lagi menginjakkan kakinya di tempat menimba ilmu itu setelah dua hari diliburkan karena kelas dua belas yang mulai melakukan ujian.

Dahulu saat duduk di sekolah dasaar Zinara menjadi murid unggulan, setiap semester pasti juara kelas ia garap. Namun, hal itu tidak terjadi untuk sekarang, mendapatkan nilai 70 saja Zinara sudah bersyukur sekali.

Meski begitu Zinara tetap mengambil jurusan ipa bersama teman-temannya, beruntung sekali mereka masuk ke dalam kelas yang sama yaitu ipa 3.

Zinara melenggang masuk ke ruang kelasnya. Berangkat tidak terlalu pagi sehingga banyak bangku yang sudah diisi oleh penghuninya, gadis itu menghampiri meja di barisan kedua dari belakang.

"Zina..." panggil Anna, Zinara yang baru saja duduk memicing menatap teman duduknya itu. "...ra."

Gadis itu mendengus sebal. "Nama sebagus ini lo panggil sembarangan," omelnya.

Anna cengengesan. "Mukanya mengingatkan gue sama dosa soalnya."

"Kampret lo," umpat Zinara. "Ada apaan manggil?" tanyanya seraya mengeluarkan buku dari dalam ransel.

"Yah." Anna mengeluh tanpa sebab. "Jangan bilang lo juga belum kerjain tugas?" selidiknya.

"Ya emang belum." Zinara bangkit dari duduknya.

Bibir Anna mencuat, pandangan mengikuti pergerakan Zinara yang kini sudah nangkring di meja barisan depan. Sadar akan sesuatu, gadis yang kali itu menggerai rambutnya ikut bangkit dan menghampiri Zinara dengan wajah sumringan.

"Jono," panggil Zinara bernada.

"Eee bang Jono," sahut Anna bersenandung.

Pemuda yang tengah menunduk menghadap ponselnya itu mengangkat kepala. "Paan?" tanggapnya tak berminat.

Zinara menarik garis bibirnya, berdeham sebentar sebelum memulai aksinya. "Jono kan baik tuh, ganteng, pinter pula. Definisi manusia sempurna emang, gak ada tandingannya. Siapapun--"

"Fisika kan?" sela Jono tepat sasaran.

"Loh kok tau? Emang beneran pinter deh lo mah," sahut Anna mendorong pelan lengan Jono.

Jono meletakkan ponselnya di meja, kedua tangannya menopang dagu. "Lo pernah denger istilah memberi dan menerima?"

Sontak Zinara bersama Anna kompak mendengus, faham apa maksud perkataan sekretaris kelas itu. "Lo minta apa? Sebutin!" Itu kata Anna.

"Gratis makan di kantin seminggu deh, mau nggak?" tawar Zinara.

"Lo kira gue nggak punya duit? Nih dompet gue tebel kayak bedaknya jamet," katanya seraya menepuk-nepuk saku celana belakang.

"Kalo tiket?" Zinara memberi tawaran lagi.

Anna menjentikkan jari. "Tiket nonton film."

Jono manggut-manggut, lantas ikut menjentikkan jarinya. "Tapi masing-masing satu ya?"

Cuma Teman [TERBIT]Where stories live. Discover now